MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah besar atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut Presiden Rusia dengan istilah pembunuh.
Bagi Erdogan, sikap Biden sama sekali tak mencerminkan dirinya sebagai seorang presiden dari negara sebesar AS.
“Komentar Biden tentang Putin tidak lazim untuk seorang kepala negara,” kata Erdogan, seperti dikutip dari Aljazirah, Sabtu 30 Maret 2021.
Sebelumnya, kepada ABC News, Biden menyebut Putin telah mengerahkan upaya intervensi dalam Pilpres AS 2020 lalu.
“Dia akan terima konsekuensinya, Anda akan lihat sebentar lagi,” ujar Biden.
Laporan dari Kantor CIA menyatakan, Presiden Putin menjalankan operasi untuk membantu Donald Trump dalam pemilihan presiden November lalu. Meskipun, laporan itu menunjukan tidak ada bukti bahwa ada aktor asing yang mengubah suara atau mengganggu proses pemungutan suara.
Selain masalah pemilu AS, Putin juga tengah berada dalam tekanan terkait peracunan dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny. Dia ditahan ketika tiba di Moskow pada Januari lalu, setelah melakukan perawatan medis dan pemulihan di Jerman usai diracun dengan zat saraf Novichok.
Banyak pihak menduga, Navalny sengaja dibunuh, atas perintah langsung dari Putin.
Kemudian, Putin mengajak Biden untuk bicara empat mata. Rusia menginisiasi pembicaraan ini setelah Biden menyebut Putin sebagai pembunuh.
Tawaran Putin untuk berbicara dengan Biden dimaksudkan untuk mencegah rusaknya hubungan bilateral kedua negara. Juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov mengatakan, Putin ingin mempertahankan hubungan baik antara AS dan Rusia.
“Dia ingin pembicaraan ini disiarkan ke publik untuk membantu meredakan ketegangan atas pernyataan Biden yang sangat buruk,” ujar Peskov.