MINEWS.ID, JAKARTA – Gerakan massa atau people power menolak hasil Pemilu 2019 semakin jelas dengan beredarnya video pengarahan dari orang yang mirip mantan Danjen Kopassus Mayjen (purn) Soenarko. Arahannya massa mengepung KPU, DPR dan Istana jika hasil rekapitulasi 22 Mei 2019 memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dalam video berdurasi 1,5 menit yang baru beredar orang tersebut menjamin mereka hanya akan menghadapi polisi, sebab tentara tidak akan berani melarang apalagi berbuat kasar terhadap massa.
“Pokoknya kita tutup KPU, sebagian Istana dan DPR atau Senayan. Massa tidak perlu takut terhadap TNI. TNI tidak akan mau melakukan kekerasan,” ujar Soenarko yang berbicara selepas sebuah acara.
Soenarko memperkirakan mereka membutuhkan sekitar 1 juta orang untuk melakukan gerakan tersebut. Dia yakin dengan jumlah yang sangat banyak polisi tidak akan bisa berbuat apa-apa karena kewalahan mengatur.
Orang itu mengaku ikut mengawasi dua unjuk rasa di Bawaslu minggu lalu. Dia mengawasi dari kejauhan.
Hingga kini video itu belum mendapat konfirmasi dari BPN Prabowo-Sandiaga atau Prabowo sendiri.
Namun, yang pasti Prabowo-Sandiaga terus memprovokasi publik bahwa Pemilu ini curang, bahkan dalam Simposium Kecurangan Pemilu yang diselenggarakan kubu 02, Prabowo menolak hasil penghitungan suara KPU.