MATA INDONESIA, KIEV – Jenderal top Ukraina memperingatkan negara tetangganya bahwa darah pasukan Rusia akan membanjiri Ukraina jika Presiden Vladimir Putin benar-benar memerintahkan melakukan invasi militer.
Komandan Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi melontarkan ancaman tersebut menyusul langkah Kremlin yang terus mengerahkan pasukan di daerah perbatasan kedua negara.
Menggemakan teriakan pengunjuk rasa yang berkumpul di Kota Kiev, sang jenderal bersumpah akan melawan agresi militer asing, khususnya Rusia dengan nafas dan peluru terakhir.
Surat kabar Jerman, Der Spiegel, sebelumnya mengklaim bahwa agen spionase Amerika Serikat (AS) menerima rincian mengenai rencana invasi Rusia – yang dilaporkan menetapkan tanggal invasi pada 16 Februari 2022.
Sang jenderal yang saat ini sedang melakukan latihan militer dengan pasukan, telah memperingatkan invasi tidak akan menjadi jalan sederhana di Bumi Ukraina.
“Angkatan bersenjata Ukraina sudah siap. Saya percaya pada anggota layanan Ukraina. Saya percaya pada angkatan bersenjata kami dan saya percaya pada kemenangan kami,” tutur Komandan Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi kepada Sky News, melansir Mirror.
“Kami siap, dan kami memperingatkan mereka ‘tidak akan mudah berjalan di tanah kamu. Setiap meter dari tanah itu akan dibanjiri darah penghuninya,” tegas jenderal pria berusia 56 tahun itu.
Beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman telah mengimbau warga negara mereka untuk segera meninggalkan Ukraina karena lebih dari 100.000 tentara Rusia telah dikerahkan di perbatasan.
AS juga telah memerintahkan staf kedutaan non-darurat untuk meninggalkan Ukraina, menyusul penarikan diplomat sebelumnya.
“Meskipun pengurangan staf diplomatik, tim inti kedutaan, rekan Ukraina kami yang berdedikasi, dan @StateDept dan personel AS di seluruh dunia akan melanjutkan upaya diplomatik dan bantuan tanpa henti dalam mendukung keamanan, demokrasi, dan kemakmuran Ukraina,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS di Twitter.
Sementara itu, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan pasukan Inggris yang membantu pelatihan di Ukraina meninggalkan negara itu pada akhir pekan kemarin dan tidak akan ada tentara Inggris di Ukraina jika Rusia menyerang.
“Semuanya akan ditarik. Tidak akan ada pasukan Inggris di Ukraina jika ada konflik di sana,” tegas James Heappey.