Belum Sepenuhnya Pulih dari Perang Saudara, Wisata ke Suriah Tetap Menjadi Primadona

Baca Juga

MATA INDONESIA, DAMASKUS – Pasar yang dipenuhi dengan beragam kerajinan tangan yang menawan, rumah ibadah dengan arsitektur yang menakjubkan, kastil kuno, pemandangan yang memukau, ini merupakan destinasi wisata yang eksotis dan menarik. Sayangnya, semua ini berada di Suriah.

Ya, Suriah – sebuah negara yang belum pulih sepenuhnya dari perang saudara yang brutal dan telah berlangsung selama satu dekade. Namun, menurut beberapa agen perjalanan Eropa, fakta tersebut tidak masalah.

“Kota-kota alkitabiah, budaya kuno, dan makanan lezat yang menggiurkan,” ucap agen perjalanan yang berbasis di Berlin, Soviet Tours, yang menawarkan perjalanan ke Suriah pada 2022, melansir Deutsche Welle.

“Setelah bertahun-tahun dilanda perang saudara, Suriah perlahan mulai kembali ke tingkat normal yang tidak terlihat selama bertahun-tahun,” jelas perusahaan lain yang berbasis di Berlin, Rocky Road Travel, di situs webnya.

Pendiri Rocky Road Travel, Shane Horan mengungkapkan bahwa ada beberapa pihak yang sudah memesan tiket perjalanan ke Suriah. “Orang-orang pasti penasaran dan mereka jelas siap untuk melihat negara itu … terlepas dari berita utama dan retorika,” kata Shane Horan.

Selain agen travel di Berlin, Jerman, perusahan Lupin Travel yang berbasis di Inggris juga menambahkan tur Suriah dalam agenda perjalanan tahun 2022. Perusahaan Inggris lainnya, Untamed Borders, juga mengiklankan petualangan Suriah.

Bagian dari alasan antusiasme saat ini adalah kenyataan bahwa setelah jeda terkait pandemi sekitar 18 bulan, pemerintah Suriah mulai mengeluarkan visa turis lagi pada awal Oktober.

Tur kelompok yang diiklankan ke Suriah menghabiskan biaya hingga sekitar 2.000 Euro atau sekitar 33 juta Rupiah untuk perjalanan selama 9 hari. Namun, harga tersebut tidak termasuk tiket penerbangan.

Sektor pariwisata di Suriah cukup berkontribusi untuk negara. Sebelum perang saudara dimulai tahun 2011, sektor pariwisata menyumbang 10 persen dari produk domestic bruto Suriah.

Menurut statistik Bank Dunia untuk 2010, negara yang beribukota Damaskus ini memiliki lebih dari 10 juta pengunjung dan pariwisata internasional bernilai sekitar 6,3 miliar USD.

Pusat Keadilan dan Akuntabilitas Suriah (SJAC) yang berbasis di Washington menulis bahwa pemerintah Suriah juga menggunakan sektor pariwisata untuk mencoba dan merehabilitasi citra internasionalnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini