Begini Cara Bernard-Henri Levy Hancurkan Negara Libya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Invasi Rusia ke Ukraina disebut-sebut ada campur tangan Bernard-Henri Levy yang dijuluki sang filsuf.

Namun, Ukraina hanya salah satu maha karya kehancuran Levy.

Masih banyak negara-negara yang menuju era kekelaman berkat campur tangannya, seperti Libya.

Setidaknya seorang kolumnis, Ramzy Baroud yang mengungkapkan sepak terjang lelaki kelahiran Aljazair yang hidup di Prancis tersebut di Libya yang dia tulis di alarabiya.net.

Begitu juga Merve Sebnem Oruc yang menulis lika-liku Levy untuk menggulingkan Muamar Gadaffi di Daily Sabah.

Ramzy menyebutkan sebelum ke Libya, Levy telah melakukan begitu banyak kerusakan.

Dia tak jarang berperan menjadi pelayan bagi mereka yang berkuasa.

Di lain waktu dia mengintervensi militer terutama negara-negara muslim.

Pada bulan Maret 2011, Merve menulis, Levy mengunjungi Benghazi, Libya.

Alasan menjalankan misi menghentikan pembantaian yang dilakukan milisi bentukan Gadaffi saat itu.

Awal tahun 2011, di Libya bermunculkan gerakan demokratisasi yang dipengaruhi fenomena Arab Spring.

Gerakan itu menyebabkan konflik yang memicu perang saudara.

Perang pasukan pemerintah di bawah Gadaffi dengan golongan pergerakan National Transitional Council (NTC).

Namun, saat itu, Barrack Obama yang menjabat Presiden Amerika Serikat (AS) tidak mau ikut campur.

Justru Levy yang sangat bersemangat mendekati lawan-lawan Gadaffi saat itu.

Dia beralasan menghentikan “kediktatoran” Gadaffi.

Sepulang dari Benghazi, dia segera bertemu Presiden Prancis Nicolas Sarkozy.

Levy mengatakan kepada Sarkozy bahwa penggulingan Gaddafi adalah satu-satunya solusi di Libya.

Ternyata dua orang yang sering berbeda pendapat itu tiba-tiba menjadi bersepakat dalam masalah Libya.

Lévy mengumpulkan oposisi Libya dan menyatukannya dengan komunitas Amerika Serikat (AS).

Tetapi tidak melalui Obama, melainkan Menteri Luar Negeri saat itu, Hillary Clinton.

Maka, saat Gaddafi mengirim konvoi besar ke arah oposisi di Benghazi, pesawat-pesawat Prancis mulai membombardir mereka.

Akhirnya, Inggris dan AS juga mengikuti jejaknya.

Levy seperti ditulis Merve cukup senang dengan keterlibatan kedua negara NATO tersebut.

Dia menegaskan misi aliansi tersebut berjalan sebagaimana mestinya.

Tercatat 112 rudal Tomahawk diluncurkan NATO dari Mediterania ke arah Libya.

Gadaffi akhirnya berhasil digulingkan Oktober 2011.

Pemimpin Libya itu bukan sekadar digulingkan, tetapi juga dibunuh secara brutal di luar perikemanusiaan.

Setelahnya, Levy dikabarkan fokus ke Suriah.

Baik Libya maupun Suriah kini menjadi negara yang tercabik-cabik.

Tak pernah ada stabilitas untuk melakukan pembangunan.

Fenomena itu harus menjadi perhatian warga Indonesia yang kini sangat mudah dihasut melalui media sosial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tumbuhkan Cinta Tanah Air, Semangat Satu Darah Indonesia Dinilai Penting

Mata Indonesia, Yogyakarta - Puluhan warga DIY berkumpul di Waduk Sermo untuk menyuarakan cinta tanah air. Acara ini dibuat untuk seluruh anak rantau yang berada di DIY agar lebih cinta akan keberagaman yang ada di NKRI.
- Advertisement -

Baca berita yang ini