Beda, Biden Lebih Mengutamakan Diplomasi Ketimbang Perang

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memetakan era baru persaingan yang kuat tanpa Perang Dingin. Meskipun Cina kini menjelma menjadi kekuatan baru dunia.

Selama pidato pertamanya pada pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, Biden juga menjanjikan pengekangan militer dan perjuangan yang kuat dalam melawan perubahan iklim. Selain itu, AS berkomitmen menyelesaikan krisis dari Iran, Semenanjung Korea, hingga Ethiopia.

“Dunia menghadapi dekade yang menentukan. Di mana para pemimpin harus bekerja sama untuk memerangi pandemi virus corona yang mengamuk, perubahan iklim global, dan ancaman dunia maya,” kata Biden, melansir Reuters, Rabu, 22 September 2021.

Biden juga memastikan, Paman Sam akan menggandakan komitmen keuangan pada bantuan iklim dan menghabiskan 10 miliar USD untuk mengurangi kelaparan secara global.

Pada pidatonya, Biden tidak secara tegas menyebut kata Cina atau Beijing, namun ia memercikkan referensi implisit ke pesaing otoriter AS yang semakin kuat. Sebagaimana diketahui, kedua negara sedang berselisih paham mengenai sejumlah masalah, di antaranya: masalah Indo-Pasifik, perdagangan, dan hak asasi manusia.

Biden juga memastikan bahwa Amerika Serikat akan bersaing keras, baik secara ekonomi maupun untuk mendorong sistem demokrasi dan supremasi hukum.

“Kami akan membela sekutu dan teman-teman kami dan menentang upaya berbagai negara kuat untuk mendominasi negara yang lebih lemah, baik melalui perubahan wilayah secara paksa, pemaksaan ekonomi, eksploitasi teknis, atau disinformasi,” tutur Biden.

“Tapi kami tidak mencari – saya akan mengatakan sekali lagi, kami tidak mencari Perang Dingin baru atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok kaku,” tegasnya, melansir Reuters, Rabu, 22 September 2021.

Biden menghadapi kritik di dalam dan luar negeri atas penarikan pasukan AS yang kacau di Afghanistan. Keputusan tersebut membuat warga AS dan para sekutu di Afghanistan memutuskan untuk keluar.

Penekanan Biden pada persatuan sekutu sedang diuji oleh perjanjian tiga arah antara Amerika Serikat, Australia, dan Inggris yang merusak kesepakatan kapal selam Prancis dan membuat Prancis merasa ditikam dari belakang.

“Kami telah mengakhiri 20 tahun konflik di Afghanistan dan saat kami menutup era perang tanpa henti ini, kami membuka era baru diplomasi tanpa henti,” kata Biden.

“Amerika Serikat akan membela kepentingan nasionalnya. Tetapi misinya harus jelas dan dapat dicapai dan militer Amerika tidak boleh digunakan sebagai jawaban untuk setiap masalah yang kita lihat di seluruh dunia,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini