Keren! Perusahaan Ini Ciptakan Drone yang Bisa Dimakan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Perusahaan Windhorse Aerospace Limited yang berbasis di Inggris baru-baru ini mengembangkan drone dengan konsep edible atau bisa dimakan.

Melansir dari Ozoneering New Atlas, Minggu 12 Mei 2019, Unmanned Air Vehicle (UAV) itu nama drone yang diluncurkan. Drone ini bisa memuat bantuan pangan ke daerah bencana alam khususnya daerah terpencil yang susah dijangkau.

Windhorse sendiri memang merupakan perusahaan yang expert dalam pembuatan pesawat tak berawak dan membuat badan pesawat dengan mesin aero.

Nigel Gifford, company founder Windhorse sempat membuat desain feeding program untuk prajurit dengan mengembangkan drone Ascenta yang akhirnya dibeli Facebook di tahun 2014 saat bekerja di British Armed Force. Penemuannya kali ini dalam pengembangan pesawat tanpa awak dinamai The Pouncer.

Rencananya, badan pesawat ini akan dibuat dan dikemas agar bisa dimanfaatkan secara maksimal dan tidak ada yang terbuang percuma. Oleh karena itu, badan pesawat akan dibuat dari kerangka kayu dan pre-formed shell yang tahan air dan sangat aerodinamis. Nantinya, rongga pada badan pesawat akan dipenuhi makanan pokok termasuk air dan obat yang dibawa dengan model vacuum-packed food.

Satu unit drone ini bisa membawa 50 kg bahan pangan yang bisa digunakan untuk 40-50 orang. Selanjutnya, badan kayu pesawat tadi dapat digunakan sebagai bahan bakar api untuk memasak. Sedangkan pre-formed shell dapat diubah menjadi tempat penampungan atau wadah air sederhana.

Pouncer, sebutan dari badan pesawat ini bertujuan untuk dapat mengatasi masalah bantuan infrasturktur terpencil secara praktis. Ide dan desain pesawat ini sebenarnya sudah digunakan sejak tahun lalu untuk memberi bantuan pangan ke Suriah.

Namun, tahun lalu bantuan dengan metode tradisional dengan menjatuhkan kotak melalui parasut akan sia-sia, mahal, dan drone besi yang diterjunkan tidak bisa digunakan kembali.

The Pouncer dirancang untuk situasi di mana semua komunikasi dan jalan terputus, rel kereta api dan kereta api hancur, atau lalu lintas darat tidak memungkinkan menjangkau korban. Pouncer dapat mendarat secara akurat dan membantu memberi nutrisi maksimal untuk membantu bertahan hidup. Komposisi makanan yang ada di pesawat ini katanya akan memberikan kalori yang pas untuk kebutuhan sehari-hari manusia.

Didukung oleh kompresi udara atau unit bahan bakar yang padat, daya tahan penerbangan Pouncer akan sampai 100 km ke zona pendaratan yang telah ditetapkan oleh GPS. Untuk segera merealisasikan drone ini, Windhorse Aerospace bekerja sama dengan NSF International, sebuah organisasi untuk kesehatan masyarakat global. Tidak heran, Pouncer rencananya juga akan dibuat beberapa versi tergantung kebutuhan lokasi.

The Pouncer akan diterjunkan ke lokasi dengan pesawat transport C-130 Hercules pada ketinggian 10.000 ft (3.000 m). Dengan ketinggian minimum 22 mil (35 km) atau ketinggian maksimum 25.000 ft (7.600 m), yang mampu meningkatkan jangkauan luncur hingga 62 mil (100 km).

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini