MATA INDONESIA, JAKARTA – Membangun holding Badan Usaha Milik Negara (BUM) pangan akan mampu mengurangi bahkan mengakhiri praktik rentenir dalam rantai pasokan pangan nasional.
Hal itu diungkapkan Pengamat Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, Sabtu 8 Januari 2022.
“Cara ini harusnya bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi cengkraman dari praktek tengkulak atau rentenir. Fungsi offtaker dari Holding BUMN Pangan ini adalah menyerap produk pertanian dan perikanan yang diusahakan sendiri atau kerja sama dengan mitra binaan (masyarakat petani dan nelayan),” ujar Toto, Sabtu, 8 Januari 2022.
Hal yang harus diperhatikan dari holding BUMN pangan adalah penguatan di sektor hulu-hilir pangan.
Di hulu, berarti daya saing dan efisiensi produsen pertanian dan perikanan harus diperkuat. Lalu musti ada fungsi offtaker yang cukup kuat untuk menyerap hasil produksi,” katanya.
Kemudian, lanjut Toto, penguatan fungsi distribusi dan warehousing melalui pelebaran cakupan wilayah juga penting agar mitra tidak kesulitan dalam mencari pasar.
Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengalihkan saham atau inbreng lima BUMN Pangan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk Holding BUMN Pangan.