Bali Jadi Pilot Project Pengembangan Gas Alam di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-PT Gagas Energi Indonesia saat ini makin memperkuat layanan gas bumi Subholding Gas PT Pertamina (Pertamina), PT PGN Tbk, di Pulau Bali.

Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah mengatakan, pihaknya berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi bagi sektor industri komersial yang belum dijangkau jaringan gas pipa di Pulau Bali.

“Khusus untuk area-area yang belum terjangkau oleh infrastruktur pipa, maka pilihan penyaluran menggunakan Compressed Natural Gas (CNG) maupun LNG adalah pilihan terbaik saat ini,” katanya.

Terkait hal tersebut, menurut dia, Gagas sebagai salah satu afiliasi Subholding Gas Pertamina, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) produk Gaslink dengan PT Puri Saron yang bergerak di bidang perhotelan di Seminyak, Bali.

“Pulau Bali merupakan showcase yang tepat untuk menjadi pilot project pengembangan CNG ritel di Indonesia, sekaligus daerah percontohan untuk green environment. Konversi ke CNG ini diharapkan berkontribusi upaya mengurangi impor dan subsidi energi pemerintah,” ujar Hardiansyah.

Pada tahap awal penyaluran CNG Gaslink di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan, diperkirakan mencapai 3.000 meter kubik per bulan.

Sementara proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali bisa mencapai 250.000 meter kubik per bulan pada akhir 2022.

Subholding Gas Grup kata dia, sudah melayani kebutuhan gas bumi di Bali melalui afiliasinya PT Pertagas Niaga dengan menyalurkan CNG sebesar 5.000 meter kubik per bulan, yang diprediksi akan terus meningkat dan Liquefied Natural Gas (LNG) via truk ISOTank bagi industri perhotelan sebesar 20.000-23.000 meter kubik per bulan.

Ke depan, penguatan infrastruktur pipa gas bumi juga diharapkan bisa segera direalisasikan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini