MATA INDONESIA, BALI – Polda Bali menyatakan, angka kasus kriminal dan gangguan keamanan di Pulau Dewata sepanjang 2020 tercatat mengalami penurunan sebesar 32,66 persen.
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra menyebut, angka kasus di Bali pada 2020 sebesar 1.967, lebih rendah dibanding 2019 yakni sebanyak 2.921 kasus.
“Sedangkan penyelesaian perkara terdapat peningkatan dari 77,09 persen di tahun 2019 menjadi 84,08 persen di tahun 2020,” kata Putu dalam jumpa pers pada Rabu 30 Desember 2020.
Putu menyebut, sepanjang 2020, terjadi penurunan perkembangan tren kasus, seperti curas, curat, curanmor hingga penganiayaan berat, dan pembunuhan sebanyak 33,4 persen.
Selain itu, kejahatan terhadap kekayaan negara, antara lain tipikor, migas, pertambangan, kehutanan serta konservasi sumber daya alam dan ekosistem yang ditangani oleh Polda Bali dan polres jajaran mengalami penurunan sebanyak 28,57 persen. Tahun 2019 terdapat 49 kasus, sedangkan tahun 2020 menangani 35 kasus.
Kemudian, untuk pengaduan masyarakat terkait tindak pidana siber yang ditangani Polda Bali sepanjang tahun 2020 sejumlah 762 kasus, meliputi penipuan online, ilegal akses, akun palsu, hoaks, skimming, pengancaman, arisan online, pemerasan, pencemaran nama baik, pornografi, ujaran kebencian dan penghinaan.
Lebih lanjut, Putu berkata, untuk kasus narkoba hanya mengalami penurunan sebesar 14 persen dan itu membuktikan bahwa penyalahgunaan narkoba masih cukup tinggi di Bali.
“Tidak ada pengaruh situasi pandemi terhadap penurunan penyalahgunaan narkoba. Maka kita harus tetap konsisten untuk memberantas peredaran narkoba di pulau Bali,” ujarnya.
Dalam bidang lalu lintas jumlah kejadian kecelakaan di wilayah Bali menurun 49 persen, dengan total meninggal dunia 398 korban jiwa. Apabila, dibandingkan dengan tahun 2019 jumlah meninggal dunia sebanyak 540 atau selisih 142 korban jiwa.
“Secara umum situasi Bali masih cukup kondusif, selain tetap berkonsentrasi pada penanganan gangguan keamanan, Polda Bali di tahun 2020 secara aktif mendukung seluruh kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19.”
