MINEWS, JAKARTA – Giant berencana menutup enam gerainya. Jaringan ritel milik PT Hero Supermarket Tbk (kode saham HERO) kabarnya bakal tutup pada 28 Juli 2019 nanti.
Giant Express Mampang disebut sebagai salah satu dari enam gerai Giant yang segera tutup. Gerai lain yang juga dikabarkan akan tutup yaitu Giant Express Cinere Mall, Giant Express Pondok Timur, Giant Extra Jatimakmur, Giant Extra Mitra 10 Cibubur, dan Giant Extra Wisma Asri.
Tapi sebelum tutup, Giant berencana memberikan diskon. Sesuai pantauan di lapangan, pada bagian depan Gerai Giant Express Mampang tergelar sebuah spanduk yang tertulis, “Kami tutup hanya di toko ini, Diskon semua harga, Semua harus terjual habis.” Atau pada Giant Extra, Jatimakmur, Bekasi sudah terpasang spanduk bertuliskan “jual habis stok di depan gerai.”
Di dalam supermarket pun tampak sejumlah petunjuk mengatakan barang-barang yang dijual mendapatkan potongan harga. Diskonnya bervariatif mulai dari 5 persen, 10 persen hingga 25 persen.
Misalkan, untuk sabun maupun shampoo ada potongan harga hingga 10 persen. Sementara untuk produk perawatan kendaraan mencapai 30 persen. Bahkan rencananya bakal mencapai 50 persen, namun akan dilakukan secara bertahap seiring kian dekatnya penutupan gerai.
Kemungkinan besar tren bisnis HERO di masa mendatang akan bertumpuh pada segmen non-makanan. Hal ini nampak dari rencana emiten ritel ini yang bakal menambah gerai IKEA. Bahkan akan ada satu gerai Giant yang bakal diganti menjadi IKEA.
Patrik Lindvall, Presiden Direktur HERO pernah mengemukakan hal ini. Ia pernah bilang, IKEA akan fokus pada strategi untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan dengan mengembangkan bisnis online-nya dan menambah jaringan toko.
“Selain proyek pembangunan toko baru yang sedang berlangsung di Jakarta Garden City dan Kota Baru Parahyangan Bandung yang bakal dibuka di akhir 2020 nanti, IKEA juga akan mengubah satu gerai hypermarket Giant menjadi toko IKEA,†kata Lindvall pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, 29 April 2019 lalu.
Lantas bagaimana dengan kinerja dan saham HERO belakangan ini? Apakah dengan menutup gerai menjadi solusi untuk meningkatkan kinerja ke depan?
Mengutip laporan keuangan HERO pada periode tiga bulan pertama tahun 2019 ini, emiten ritel ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,06 triliun atau cuma naik tipis 0,5 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,04 triliun.
Beban pokok pendapatan juga naik tipis 0,4 persen dari Rp 2,18 triliun di kuartal I 2018 menuju Rp 2,19 triliun pada kuartal I 2019.
Dari segmen non-makanan, HERO memang membukukan pertumbuhan penjualan sampai 21% menjadi Rp 715 miliar. Namun, masih sulit menutup penurunan 5% di segmen makanan yang nilainya mencapai Rp 2,345 triliun.
“Penjualan makanan 5% lebih rendah menjadi Rp 2.345 miliar, dipengaruhi oleh peluncuran rencana konsolidasi toko yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dari waktu ke waktu. Bisnis makanan mencatat kerugian operasi sebesar Rp 64 miliar di luar biaya-biaya Perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar pada periode yang sama tahun lalu,†ujar Lindvall.
Sementara di segmen non-makanan, Guardian dan IKEA menjadi tumpuan harapan. “Laba usaha sebesar Rp 79 miliar di luar biaya-biaya Perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp 87 miliar tahun lalu,†kata Lindvall.
Alhasil sisi laba bersih, HERO masih menderita rugi bersih sebesar Rp 3,52 miliar. Atau sedikit lebih baik dibanding rugi bersih di kuartal I 2018 yang sebesar Rp 4,13 miliar. Namun total aset HERO tercatat turun 3,3 persen dari Rp 6,27 triliun menjadi Rp 6,06 triliun di periode tiga bulan pertama tahun ini.
Dari sisi saham, sesuai data dari RTI Business hari ini hingga pukul 12.56 WIB, saham HERO masih berada pada posisi Rp 850 per saham atau naik 1,80 persen dari penutupan hari sebelumnya di level Rp 835 per saham. (Krisantus de Rosari Binsasi)