MATA INDONESIA, WASHINGTON – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Llyod Austin akan mengunjungi kawasan Asia Tenggara pekan ini. Kunjungannya tersebut untuk memperkuat hubungan antara Washington dengan negara-negara ASEAN, sekaligus untuk membendung pengaruh Cina.
AS menempatkan penentangan terhadap Cina di jantung kebijakan keamanan nasionalnya selama bertahun-tahun dan pemerintahan Presiden Joe Biden menyebut persaingan dengan Beijing sebagai ujian geopolitik terbesar abad ini.
“Anda akan mendengar saya berbicara banyak tentang kemitraan dan nilai kemitraan. Tujuan kami adalah untuk memperkuat hubungan,” kata Austin kepada wartawan, melansir Reuters, Senin, 26 Juli 2021.
Dalam pidato utama di Singapura dan pertemuan di Vietnam juga Filipina, Austin akan menyebut perilaku agresif Cina di Laut Cina Selatan dan menekankan pentingnya menjaga kawasan yang lebih luas, bebas, dan terbuka.
Para ahli mengatakan kehadiran Austin penting untuk memperjelas bahwa Asia Tenggara adalah komponen penting dalam pemerintahan Presiden Joe Biden.
“Pemerintah memahami bahwa kawasan (Asia Tenggara) ini sangat penting, jadi itu sebagian besar: muncul begitu saja,” kata Gregory Poling, rekan senior untuk Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington.
Seorang diplomat Asia yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, pemerintahan Biden tampaknya mengarahkan fokusnya lebih tegas pada kawasan Asia setelah menangani masalah global lainnya, seperti hubungan dengan Rusia dan Eropa.
Austin sejatinya dijadwalkan mengunjungi wilayah Asia Tenggara pada Juni. Akan tetapi, kunjungannya terpaksa ditunda karena pembatasan Covid-19 di Singapura.
Sementara prioritas Austin di Filipina adalah memperbarui perjanjian yang mengatur kehadiran pasukan AS di negara tersebut, yang juga merupakan kepentingan strategis AS yang vital.
Analis mengatakan Austin perlu mencapai keseimbangan antara menekankan ancaman Cina dan memperjelas bahwa Washington melihat Asia Tenggara lebih dari sekadar teater militer.
“Penekanan dari kawasan adalah ya, memiliki militer di sekitar itu baik dan disambut baik, tetapi Anda memerlukan strategi ekonomi,” kata diplomat Asia itu.