MATA INDONESIA, JAKARTA – Badai Eta menimbulkan hujan lebat dan menyebabkan bencana banjir di wilayah Amerika Tengah. Jumlah korban jiwa dilaporkan meningkat tajam, sebagian besar karena tanah longsor.
Lebih dari 70 orang dinyatakan tewas di seluruh wilayah Amerika Tengah, termasuk Meksiko dan Kolombia. Dan ratusan orang terdampar di atas rumah atau terbawa arus banjir.
Di Guatemala, jumlah korban tewas melonjak, melebihi angka 50 orang, demikian dilaporkan Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Ia juga mengatakan tanah longsor di sejumlah wilayah, menghancurkan beberapa lusin rumah.
“Saat ini kami mencoba ke sana dengan berjalan kaki, karena tidak ada jalan lain,” kata Presiden Alejandro Giammatei, melansir Reuters, Jumat, 6 November 2020.
Salah satu badai paling dahsyat yang melanda Amerika Tengah dalam beberapa tahun belakangan terjadi di Nikaragua. Badai Eta menghantam Nikaragua sebagai badai kategori 4 dengan kecepatan angina 150 mil per jam atau 241 km per jam, sebelum melemah menjadi depresi tropis saat bergerak ke pedalaman dan negara tetangga, Honduras.
Pemerintah Honduras mengatakan, sekitar 500 orang berhasil diselamatkan dari atap rumah mereka, karena permukaan air terus naik. Namun, masih banyak warga lainnya kemungkinan masih terlantar.
“Kami tidak akan meninggalkan daerah itu sampai kami menyelamatkan orang terakhir,” tegas Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez seraya menambahkan bahwa upaya penyelamatan yang dipimpin oleh polisi, tentara, dan petugas pemadam kebakaran akan terus dilakukan.
Kerusakan dan kehancuran terjadi di sebagian besar Honduras. Speedboat dan helicopter akan dikirim untuk membawa korban bencana alam ke wilayah yang aman.