MATA INDONESIA, BEIJING – Kantor berita Xhinhua melaporkan bahwa pemerintah Cina resmi mengesahkan undang-undang pendidikan untuk mengurangi pekerjaan rumah atau PR.
Undang-undang tersebut juga berupaya mengatasi kecanduan internet dan membatasi tekanan bimbingan belajar di luar sekolah untuk anak-anak dalam sistem pendidikan ultrakompetitif di Negeri Tirai Bambu.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari peningkatan ketegasan negara dalam beberapa bulan terakhir ketika menyangkut kegiatan yang dianggap berbahaya bagi kaum muda di Cina.
Menurut Xinhua, undang-undang tersebut membuat pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengatasi tekanan ganda dari pekerjaan rumah dan bimbingan belajar di luar lokasi dalam mata pelajaran inti.
“Pejabat setempat diberitahu untuk memperkuat pengawasan mereka untuk mengurangi beban siswa dalam hal pekerjaan rumah dan pelajaran ekstrakurikuler,” menurut kutipan undang-undang yang dikutip oleh Xinhua, melansir Deutsche Welle.
Selain itu, ada larangan les setelah sekolah dalam mata pelajaran inti utama selama akhir pekan dan hari libur. Beijing juga telah memerintahkan perusahaan les privat untuk menjadi nirlaba.
Regulasi ini sekaligus mendorong para orang tua untuk memperhatikan bagaimana anak-anak menghabiskan waktu mereka. Regulasi ini akan mulai berlaku pada Januari tahun depan.
Sebelum regulasi ini disahkan, sistem sekolah di Cina terbilang memiliki tekanan yang tinggi. Sistem di negara tersebut mengharuskan siswa untuk mengikuti ujian sejak dini, yang mengarah ke ujian masuk universitas yang dikenal dengan istilah “gaokao”.
Skor tunggal pada tahap ini dapat secara dramatis mempengaruhi lintasan hidup anak. Banyak orang tua menghabiskan banyak uang untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah terbaik atau les privat, yang juga dapat berdampak besar pada kehidupan keluarga dan keuangan.
Pemerintah Cina baru-baru ini berusaha untuk memerangi kegiatan yang dianggap berbahaya bagi perkembangan pemuda Cina, yakni melarang anak di bawah umur bermain game online selama lebih dari tiga jam sepekan, berusaha mengatasi kecanduan pada apa yang dianggapnya sebagai “candu spiritual.”
Hal ini memungkinkan mereka untuk bermain game online selama satu jam pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu saja. Selain itu, Beijing juga ingin mengekang “pemujaan buta” terhadap kaum selebriti dan telah mendesak pria muda Cina untuk tidak terlalu “feminin” dan lebih “jantan”.