MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan untuk memberi dukungan terhadap Ukraina berupa intelijen medan perang. Sebagaimana diketahui, Kiev berada di ambang pertempuran dengan Rusia yang telah menempatkan ribuan tentara di wilayah perbatasan Ukraina,
“Pentagon sedang mempertimbangkan untuk memberi Ukraina intelijen medan perang yang dapat ditindaklanjuti secara real-time yang akan memungkinkan militer Ukraina untuk dengan cepat menanggapi potensi invasi Rusia, tetapi juga membawa risiko serangan pertama preemptive oleh Kiev,” The New York Times mengutip Pejabat pemerintahan Joe Biden.
Pejabat yang tak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa data akan mencakup informasi waktu nyata seperti gambar pasukan Rusia bergerak melintasi perbatasan. Hal ini memungkinkan militer Ukraina untuk mencegah serangan jika dibagikan tepat waktu.
Mantan Wakil Asisten Menteri Pertahanan era Barack Obama Evelyn Farkas menyatakan bahwa badan-badan intelijen AS telah memberi Ukraina lebih banyak data daripada sebelum dugaan penumpukan tentar Rusia, yang mulai dilaporkan oleh pejabat dan media Barat awal tahun ini.
Ia juga mengakui bahwa satu hal yang sulit untuk memberikan Ukraina data intelijen real-time adalah bahaya serangan pertama Ukraina yang ditujukan terhadap Rusia.
“Hal nomor satu yang dapat kita lakukan adalah intelijen yang dapat ditindaklanjuti secara real time yang mengatakan, ‘Rusia datang dari tanggul’. Kami memberi tahu mereka dan mereka menggunakannya untuk menargetkan Rusia,” kata Evelyn Farkas kepada surat kabar itu.
Seiring dengan dukungan intelijen, Washington telah mengusulkan pengalihan helikopter dan peralatan lain yang diselamatkan dari Afghanistan ke Ukraina, dan penyebaran ahli perang siber tambahan ke negara Eropa Timur.
Moskow telah menolak klaim bahwa mereka memiliki niat untuk menginvasi negara mana pun, termasuk Ukraina. Rusia bahkan menuduh AS dan sekutunya dengan sengaja berusaha untuk mendorong Kiev ke dalam Perang Salib untuk melawan Rusia hingga Ukraina terakhir.
Pada konferensi pers akhir tahun Kamis, Presiden Vladimir Putin mengecam AS dan sekutunya karena meningkatkan agresi Rusia sambil mendorong lebih dekat dan lebih dekat ke perbatasan negara.
“Kami ingat… bagaimana Anda berjanji kepada kami pada 1990-an bahwa (NATO) tidak akan bergerak satu inci pun ke Timur. Anda menipu kami tanpa malu-malu: ada lima gelombang ekspansi NATO, dan sekarang sistem senjata yang saya sebutkan telah dikerahkan di Polandia dan penyebaran baru-baru ini dimulai di Polandia…Kami tidak mengancam siapa pun,” kata Putin.
“Sudahkah kita mendekati perbatasan AS? Atau perbatasan Inggris atau negara lain? Andalah yang datang ke perbatasan kami, dan sekarang Anda mengatakan bahwa Ukraina akan menjadi anggota NATO juga. Atau, bahkan jika tidak bergabung dengan NATO, pangkalan militer dan sistem serangan itu akan ditempatkan di wilayahnya berdasarkan perjanjian bilateral. Inilah intinya,” tuturnya.
