AS: Rusia Bisa Gunakan Senjata Kimia untuk Serang Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan bahwa pasukan Rusia dapat menggunakan senjata kimia untuk menciptakan dalih invasi besar baru ke Ukraina.

Blinken, dalam penampilan tak terduga di hadapan Dewan Keamanan PBB, mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengambil sejumlah langkah menuju perang.

“Rusia berencana membuat dalih untuk serangannya,” kata Blinken, sebelum menguraikan beberapa kemungkinan skenario, melansir Denver Gazette, Jumat, 18 Februari 2022.

“Itu bisa jadi apa yang disebut bom teroris palsu di dalam Rusia, penemuan kuburan massal yang ditemukan, serangan pesawat tak berawak terhadap warga sipil, atau serangan palsu — bahkan nyata — menggunakan senjata kimia,” tuturnya.

Blinken mengatakan apa yang dikatakannya bukan untuk memperkeruh suasana atau bahkan memulai perang, melainkan untuk mencegahnya.

“Jika Rusia menginvasi Ukraina, maka kami akan lega bahwa Rusia mengubah arah dan membuktikan prediksi kami salah,” sambungnya.

”Itu akan menjadi hasil yang jauh lebih baik daripada arah yang kami jalani saat ini. Dan kami dengan senang hati akan menerima kritik apa pun yang diarahkan siapa pun kepada kami,” ucapnya.

Meski begitu, Blinken mengatakan bahwa pihaknya masih terbuka untuk berdiplomasi dengan Rusia. Namun, kata Blinken, Moskow harus berjanji takkan menyerang Ukraina – negara bekas bagian Uni Soviet.

“Jika Rusia berkomitmen pada diplomasi, kami menghadirkan setiap kesempatan untuk menunjukkan komitmen itu,” katanya.

“Jadi, izinkan saya membuat ini sederhana. Pemerintah Rusia dapat mengumumkan hari ini — tanpa kualifikasi, keragu-raguan, atau defleksi — bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina. Dan kemudian menunjukkannya dengan mengirim pasukan Anda, tank Anda, pesawat Anda kembali ke barak dan hanggar mereka dan mengirim diplomat Anda ke meja perundingan,” tutunya.

Seorang pengacara dari Ukraina yang berbicara kepada dewan tersebut atas undangan pejabat Rusia, mencirikan Ukraina sebagai koloni Barat kolektif di bawah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

“Barat menginginkan perang dengan Rusia. Dan menginginkan perang terjadi di wilayah Ukraina,” tegas pengacara Tetyana Montyan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini