MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Avril Haines dipercaya Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, menempati pos krusial, yakni Direktur Intelijen Nasional (DNI)! Setelah menjabat sebagai pengacara keamanan nasional dan Wakil Direktur CIA, Haines telah memainkan peran kunci keamanan nasional dalam transisi Biden.
Haines yang kini berusia 51 tahun akan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai DNI –yang diciptakan pasca-serangan 9/11 untuk mengoordinasikan birokrasi intelijen AS dengan lebih baik.
Salah satu tugas DNI adalah mengawasi proses pembekalan intelijen Presiden AS. Akan tetapi, DNI tidak menjalankan operasi rahasia yang diperintahkan oleh presiden –di mana ini merupakan tugas Direktur CIA.
“Semua orang yang menepati janjinya untuk memastikan pemerintahannya seperti Amerika. Pilihan lain termasuk Alejandro Mayorkas sebagai Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri, Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri, Linda Thomas-Greenfield sebagai Duta Besar AS untuk PBB, Jake Sullivan sebagai Penasihat Keamanan Nasional, dan John Kerry sebagai utusan khusus presiden untuk iklim,” demikian pernyataan tim transisi Biden, melansir NBC News, Selasa, 24 November 2020.
Haines menjabat sebagai Wakil Ketua Penasihat untuk Komite Hubungan Luar Negeri Senat periode 2007-2008, di mana saat itu Biden menjabat sebagai ketua. Ia kemudian bergabung dengan Departemen Luar Negeri sebagai penasihat hukum tahun 2008 dan tahun 2010 menjadi Wakil Asisten Presiden dan wakil penasihat untuk urusan keamanan nasional Gedung Putih.
Tahun 2013, Haines dipercaya sebagai Wakil Direktur CIA dan menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan tersebut. Haines kembali ke Gedung Putih tahun 2014 untuk menempati posisi wakil penasihat keamanan nasional.
Pada tahun 2018, dia mendukung pencalonan Gina Haspel untuk menjadi direktur CIA, bahkan ketika beberapa Demokrat menentangnya dengan alasan bahwa Haspel telah menjalankan penjara rahasia CIA di mana para tahanan al Qaeda disiksa.
