MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Amerika Serikat menyerukan pembebasan terhadap seorang dokter Muslim Uighur. Kerabatnya mengatakan bahwa sang dokter ditangkap karena aktivitas hak asasi anggota keluarganya di Negeri Paman Sam.
Dalam akun Twitter-nya, asisten Menteri Luar Negeri AS untuk demokrasi, hak asasi manusia, dan tenaga kerja, Robert Destro mengatakan bahwa Gulshan Abbas harus dibebaskan.
“Penghilangan paksa, penahanan dan hukuman keras oleh PKC (Partai Komunis Cina) merupakan bukti dari sebuah keluarga yang menderita akibat berbicara menentang pemerintah yang tidak menghormati hak asasi manusia,” kata Robert Destro dalam akun Twitter-nya.
Beijing membalas melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin yang mengatakan bahwa Gulshan Abbas terlibat dalam organisasi teroris, membantu kegiatan teroris, dan mengumpulkan massa untuk mengganggu ketertiban sosial. Ia juga meminta AS untuk berhenti ikut campur dan memfitnah Cina.
“Kami mendesak politiisi tertentu di Amerika Serikat untuk menghormati fakta dan berhenti memalsukan kebohongan dan memfitnah Cina,” kata juru bicara Wang Wenbin, melansir Swiss Info, Kamis, 31 Desember 2020.
Sedangkan anak Gulshan Abbas, Ziba Murat tak habis pikir dengan tuduhan yang dilayangkan pihak Cina. Baginya tuduhan tersebut tak masuk akal, mengingat sang ibu merupakan dokter yang tidak berpolitik.
“Kami hanya mengetahui bahwa ibu saya dijatuhi hukuman 20 tahun, dan kami berusaha mendapatkan lebih banyak informasi. Ibu saya adalah seorang profesional medis, non-politik, orang baik yang telah menghabiskan hidupnya membantu orang,” kata Ziba, menambahkan bahwa ibunya dalam kondisi kesehatan yang rapuh dan mengalami komplikasi, termasuk tekanan darah tinggi.
Sedangkan adik Gulshan, Rushan Abbas, mengatakan bahwa mereka menjalankan bersama saudara laki-lakinya Rishat Abbas yang tinggal di Amerika Serikat.
“Kami telah berkomitmen untuk bekerja dan membela hak-hak rakyat kami, dan membela keadilan. Sekarang saudara perempuan kami ditolak keadilan sebagai hukuman,” kata Rushan.