AS Kutuk Aparat Keamanan Atas Tewasnya Dua Anggota NLD

Baca Juga

MATA INDONESIA,  WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengutuk tindakan pasukan keamanan Myanmar yang menyebabkan kematian dua anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

“Kami mengutuk tindakan pasukan keamanan atas kematian dua anggota NLD, termasuk pembunuhan Zaw Myat Linn serta kematian Khin Maung Latt, yang meninggal setelah ditahan secara tidak adil,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, melansir Reuters, Sabtu, 13 Maret 2021.

Zaw Myat Linn meninggal dalam tahanan pada Selasa (9/3) setelah ditangkap di Yangon sekitar pukul 01.30 pagi waktu setempat. Ironi, wajah Zaw Myat Linn dilaporkan penuh dengan luka parah.

Sebelum ditahan, Zaw Myat Linn sempat melakukan siaran langsung di jejaring sosial Facebook. Dalam siarannya, Zaw Myat Linn mendesak warga Myanmar untuk terus memerangi dan melawan aparat keamanan.

Zaw Myat Linn merupakan pejabat NLD kedua yang tewas di dalam tahanan. Sebelumnya, Khin Maung Latt yang bekerja sebagai manajer kampanye untuk anggota parlemen NLD terpilih tahun 2020 tewas setelah ditangkap aparat keamanan pada Sabtu (5/3) malam waktu setempat.

Ba Myo Thein, anggota majelis tinggi parlemen yang dibubarkan setelah kudeta, mengatakan bahwa ada luka memar di kepala dan tubuh Khin Maung Latt, semakin menimbulkan kecurigaan bahwa dia telah dianiaya oleh aparat keamanan.

“Sepertinya dia ditangkap pada malam hari dan disiksa dengan kejam. Ini benar-benar tidak bisa diterima,” katan Ba Myo Thein.

Aparat keamanan di Pabedan, distrik Yangon tempat Khin Maung Latt ditangkap, menolak berkomentar. Berdasarkan laporan media, Myanmar Now, polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan aksi duduk puluhan ribu demonstran di Mandalay.

Badan Advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan, lebih dari 70 pengunjuk rasa tewas dan sekitar 2 ribu lainnya ditangkap dalam tindakan represif aparat keamanan terhadap para pengunjuk rasa sejak junta militer mengambil paksa kekuasaan.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengutuk keras tindakan represif aparat keamanan terhadap mereka yang turun ke jalan secara damai dan mereka yang baru saja melakukan pekerjaan mereka, termasuk jurnalis independen yang terseret.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini