MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020 lalu, berbagai negara berupaya mengendalikan penyebaran virus Corona.
Salah satu upaya yang belum dijalankan adalah melakukan program vaksinasi secara massal. Dilansir dari CNN, Amerika Serikat (AS) akan menjadi negara pertama yang memulai program vaksinasi COVID-19.
Moncef Slaoui, kepala penasihat ilmiah untuk upaya pengembangan vaksin Operation Ward Speed, mengatakan pada Minggu (22/11), AS diharapkan menerima vaksin pada minggu kedua Desember dan vaksin tersebut akan didistribusikan ke seluruh lokasi imunisasi dalam waktu 24 jam setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).
Vaksinasi bisa menjadi titik balik penting dalam perjuangan melawan virus corona yang telah merenggut lebih dari 250 ribu jiwa di negeri Paman Sam itu, berdasarkan penghitungan WHO pada Senin (23/11).
Menurut laporan FOX 12 Oregon, AS memiliki populasi sekitar 327.200.000 jiwa, yang berarti sekitar 3,8% penduduk negara tersebut telah terinfeksi dan dinyatakan positif COVID-19. Saat ini, AS masih menduduki peringkat pertama untuk jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.
Diperkirakan sekitar 20 juta warga AS akan menerima vaksinasi di bulan Desember dan 30 juta orang lagi untuk bulan berikutnya. Kendati demikian, belum ada tanggal pasti kapan vaksinasi dilakukan. Dirangkum dari USA Today, berikut skema perjalanan vaksin COVID-19 di AS:
20 November 2020
Perusahaan Pfizer dan kolaboratornya, BioNTech, mengajukan lisensi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Lisensi penggunaan darurat adalah otorisasi yang dapat diproses jauh lebih cepat daripada Aplikasi Lisensi Biologis (BLA), yang menghasilkan lisensi FDA untuk obat atau vaksin.
FDA diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga tiga minggu untuk memeriksa aplikasi dan membuat keputusan untuk mengeluarkan otorisasi darurat.
“Biasanya berbulan-bulan, kadang berminggu-minggu,” kata Dr. Greg Poland, Direktur Kelompok Riset Vaksin Mayo Clinic.
10 Desember 2020
Sebelum FDA mengeluarkan lisensi penggunaan darurat, mereka perlu meminta komite independen eksternal yang dikenal sebagai Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis Terkait (VRBPAC) untuk meninjau aplikasi tersebut.
VRBPAC mengadakan pertemuan untuk berdiskusi dan melakukan pemungutan suara apakah akan merekomendasikan FDA untuk menyetujui pembuatan lisensi. Rekomendasi dari VRBPAC tidak mengikat tetapi biasanya diikuti oleh FDA.
Pertemuan VRBPAC untuk mengevaluasi vaksin dari Pfizer telah dijadwalkan pada 10 Desember.
11 Desember 2020
Jika VRBPAC memberikan suara positif pada 10 Desember, keputusannya akan segera masuk ke FDA. Pada saat itu, pihak FDA akan membuat keputusan akhir.
Meskipun keputusan ini kemungkinan akan memakan waktu beberapa hari, 11 Desember akan menjadi tanggal paling awal FDA dapat menyetujui lisensi darurat vaksin. Namun, 14 Desember dianggap lebih memungkinkan.
Jenderal Gustave Perna, COO dari Operation Warp Speed, telah beberapa kali mengatakan bahwa distribusi vaksin akan dimulai dalam waktu 24 jam setelah lisensi dikeluarkan oleh FDA. Vaksin akan dikirim ke semua 50 negara bagian pada hari itu.
Setelah vaksin disetujui, Operation Warp Speed bisa mulai mengirimkan vaksin ke pusat distribusi. Kendati begitu, vaksin tidak dapat disalurkan kepada penyedia layanan kesehatan sampai satu komite lagi membuat keputusan.
12 Desember 2020
Suara terakhir yang diperlukan berasal dari Komite Penasihat Praktik Imunisasi untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (ACIP). ACIP membuat keputusan resmi tentang siapa yang harus mendapatkan vaksin dan bagaimana peraturannya.
Pada Oktober 2020, Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional AS menguraikan rencana untuk distribusi vaksin yang adil yang digunakan sebagai kerangka kerja oleh Komite Penanganan COVID-19 (CDC), tetapi ACIP memegang keputusan akhir.
ACIP tidak diizinkan memberi rekomendasi sebelum vaksin disetujui FDA. Biasanya, ini membutuhkan waktu beberapa minggu setelah FDA membuat keputusan. Namun, dalam kasus ini, pertemuan semacam itu dapat dilakukan sehari setelah vaksin disahkan oleh FDA.
Pertemuan paling awal bisa terjadi pada 12 Desember. Setelah pemungutan suara, ACIP menyerahkan keputusan kepada pimpinan CDC untuk disetujui. Setelah disetujui, imunisasi dapat dimulai.
13 Desember 2020
Setelah vaksin mendapatkan lisensi penggunaan, maka 13 Desember 2020 kemungkinan akan menjadi tanggal pertama vaksin COVID-19 dapat disalurkan di seluruh lokasi imunisasi AS. Vaksin pertama akan diberikan kepada pekerja layanan kesehatan garis depan seperti dokter, perawat, dan teknisi medis darurat.
31 Desember 2020
Pada akhir Desember, Operation Warp Speed mengharapkan sekitar 40 juta dosis dari dua vaksin yang tersedia untuk didistribusikan. Vaksin Pfizer dan Moderna, keduanya memerlukan dua dosis yang diberikan antara hari ke-21 dan 28. Jadi, 40 juta dosis sudah cukup untuk memvaksinasi sekitar 20 juta orang.
“Ini mungkin program vaksinasi paling ambisius yang pernah dilaksanakan Amerika Serikat,” kata John Grabenstein, manajer umum Vaccine Dynamics dan editor untuk Koalisi Aksi Imunisasi, sebuah organisasi nirlaba tentang informasi vaksin.
“Program vaksinasi influenza tahun 1976 menjangkau sekitar 70 juta orang. Vaksin virus polio didistribusikan dengan cepat pada tahun 1955. Orang Amerika Serikat sekarang lebih banyak daripada di era-era itu, tetapi skala program vaksin virus Corona ini mengesankan,” tambahnya.
Lebih banyak vaksin akan diluncurkan pada 2021 dan didistribusikan secara bertahap, dengan memprioritaskan orang yang berisiko terinfeksi virus atau memiliki penyakit parah. Penduduk AS yang sehat secara umum akan mendapat vaksin mulai bulan April 2021.
Menurut Moncef Slaoui, diharapkan pada Mei 2021 akan terbentuk kekebalan kawanan (herd immunity). Oleh karenanya, dibutuhkan sebanyak 70% populasi atau lebih untuk divaksinasi. Sebagian besar negara juga harus menerima vaksin COVID-19 untuk meningkatkan efektivitas kekebalan kawanan secara menyeluruh.
Reporter: Safira Ginanisa