MATA INDONESIA, KIEV – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy kembali melampiaskan amarahnya kepada Amerika Serikat (AS) dan NATO karena tetap bergeming ketika Rusia menyerang Kiev.
Mantan komedian itu juga menilai Barat menginginkan agar Ukraina secara perlahan dibunuh oleh Moskow. Sebagaimana diketahui, Kiev tengah menahan gempuran Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengeluarkan instruksi operasi militer khusus pada Kamis (24/2).
“Kami mengulangi setiap hari, ‘Tutup langit di atas Ukraina!’,” kata Zelensky dalam pesan video melalui Telegram, melansir Newsdelivers, Senin, 7 Maret 2022.
“Jika Anda tidak melakukan itu, jika Anda setidaknya tidak memberi kami pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu kesimpulan – Anda juga ingin kami dibunuh secara perlahan,” sambungnya.
Dalam pesan videonya, Presiden Zelenskyy juga mengatakan bahwa Tuhan tidak akan mengampuni ketika serangan Rusia meningkat di seluruh penjuru Ukraina.
“Kami adalah manusia dan adalah tugas kemanusiaan Anda untuk melindungi kami,” tambahnya.
“Alih-alih pengampunan, akan ada penghakiman. Tapi kita tidak bisa memaafkan ratusan demi ratusan korban. Belum lagi ribuan demi ribuan yang menderita. Tuhan tidak akan mengampuni. Tidak hari ini. Bukan besok. Tidak pernah,” tegasnya.
“Hari ini, sebuah keluarga dengan empat orang, orang tua dan dua anak, meninggal di Irpin ketika mereka mencoba meninggalkan kota itu. Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa,” sambungnya.
Chernihiv di utara dan Mykolaiv di selatan mendapat serangan berat pada Minggu (6/3) waktu setempat. Demikian disampaikan penasihat Zelenskyy, Oleksiy Arestovich, di sebuah stasiun televisi Ukraina.
“Gelombang serangan rudal terbaru datang saat kegelapan turun,” kata Arestovich.
Mengutip New York Times, Senin (7/3), rencana evakuasi warga sipil pada Minggu dari kota pesisir Ukraina; Mariupol, dibatalkan untuk kedua kalinya setelah pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata terbatas.