MATA INDONESIA, JAKARTA – Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak berhasil menyerukan gencatan senjata pada konflik seluruh dunia hingga pandemi Covid19 berakhir.
Hal itu terjadi karena AS dan Cina saling mengunci Dewan Keamanan PBB sehingga resolusi yang diusung Prancis dan Tunisia sebagai anggota tidak tetap tersebut tidak kunjung terwujud.
Resolusi tersebut menginginkan seluruh konflik bersenjata di dunia melakukan gencatan selama 90 hari.
AS dikabarkan mendukung seruan gencatan senjata global yang dibuat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, namun Cina telah mendorongnya menjadi resolusi World Health Organization (WHO).
Washington menentangnya dan mengkritik WHO sebagai organisasi pro-Cina dan menuduhnya gagal dalam memerangi epidemi. Sejak itu memotong dukungan dana untuk organisasi.
AS juga menuntut pembagian data dan transparansi yang akurat dari negara-negara, termasuk dalam kasus dan angka kematian, dalam resolusi, untuk penolakan Tiongkok.
Setelah berasal dari China Desember lalu, virus telah menyebar ke sedikitnya 187 negara dan wilayah. Eropa dan AS saat ini merupakan wilayah paling parah.
Pandemi telah menewaskan lebih dari 275.000 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 3,95 juta terinfeksi. Sementara mereka yang sembuh mencapai lebih dari 1,33 juta orang.