AS Ajak Sekutu Bahas Kebijakan Korea Utara

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) akan memberikan brief kepada Korea Selatan dan Jepang mengenai peninjauan terhadap kebijakan Korea Utara terkait rudak balistik dan sejumlah masalah lain. Sebagaimana diketahui, Pyongnyang pada Jumat (26/3) meluncurkan rudal balistik taktis jarak pendek dengan jenis terbaru.

Terkait rudal balistik ini, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Jepang, Shigeru Kitamura dan Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland.

Ini akan menjadi pertemuan tertinggi antara tiga negara sekutu sejak Joe Biden mengambil alih kekuasaan pada 20 Januari dan di tengah eskalasi ketegangan setelah peluncuran rudal Pyongyang pekan lalu.

Meski demikian, Presiden Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat tetap terbuka untuk diplomasi dengan Korea Utara. Namun, mantan Senatore Delaware itu menegaskan akan ada respons bila Pyongyang meningkatkan masalah.

Pejabat senior AS mengatakan pembicaraan Annapolis akan mencakup diskusi tentang peluncuran rudal dan tingkat infeksi virus korona di Korea Utara, serta kian mesranya diplomasi antara Pyongyang dan sekutu utamanya, Cina.

“Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa kami memiliki pemahaman yang mendalam tentang keadaan yang terjadi di semenanjung, di Korea Utara,” kata Jake Sullivan, melansir Reuters, Jumat, 2 April 2021.

Gedung Putih mengungkapkan mengenai tinjauan kebijakannya terhadap Korea Utara dan apakah mereka akan menawarkan konsesi atau kelonggaran untuk membawa Pyongyang ke meja perundingan untuk membahas masalah penyerahan senjata nuklirnya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Kamis (1/4) bahwa denuklirisasi akan tetap menjadi pusat kebijakan dan setiap pendekatan ke Pyongyang harus dilakukan “berbaris” dengan sekutu dekat, termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Sementara Sekretaris Komite Sentral Partai Buruh, Ri Pyong Chol menegaskan bahwa uji coba rudal balistik tersebut bersifat pertahanan diri terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat yang tengah menggelar latihan militer gabungan dengan senjata mutakhir kedua negara.

Ri juga mengatakan bahwa statement Presiden Biden merupakan pelanggaran tersembunyi, sehingga Korea Utara memiliki hak untuk membela diri dari provokasi. Bukan hanya itu, Ri juga tak segan memberi peringatan kepada Paman Sam bila terus mencampuri internal Pyongyang.

“Kami mengungkapkan keprihatinan mendalam kami atas kepala eksekutif AS yang menyalahkan uji coba regular, pelaksanaan hak negara kami untuk membela diri, sebagai pelanggaran resolusi PBB dan secara terbuka mengungkapkan permusuhan yang mendalam,” kata Ri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini