Armenia – Azerbaijan Bertukar Sandera

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Armenia dan Azerbaijan mulai bertukar sandera atau tawanan perang. Ini menjadi bagian dari kesepakatan “semua untuk semua” yang dimediasi oleh Rusia.

Sebagaimana diketahui, kedua negara terlibat konflik panjang dalam memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh. Secara internasional, dunia mengakui wilayah Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari kedaulatan Azerbaijan.

Akan tetapi, mayoritas penduduk yang mendiami wilayah tersebut merupakan etnis Armenia. Konflik pun tak dapat dihindari, ribuan korban berjatuhan, baik dari pihak Armenia maupun Azerbaian.

Beruntung, konflik yang telah berlangsung selama enam pekan di wilayah tersebut dan daerah sekitarnya dihentikan oleh kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia bulan lalu.

Mengutip Reuters, Selasa, 15 Desember 2020, Wakil Perdana Menteri Armenia, Tigran Avinyan mengatakan, 44 sandera Armenia telah dipulangkan usai mediasi yang dilakukan Rusia, kantor berita Interfax melaporkan.

Sementara itu, sebuah pesawat militer Moskow menerbangkan 12 sandera Azerbaijan ke Baku sebagai bagian dari pertukaran. Hal ini diungkapkan oleh Komandan pasukan penjaga perdamaian Rusia, Rustam Muradov dalam video Kementerian Pertahanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini