Arab Saudi Umumkan Covid-19 Hampir Berakhir

Baca Juga

MATA INDONESIA, JEDDAH – Pandemi Covid-19 hampir berakhir di Arab Saudi. Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Menteri Kesehatan Bidang Pencegahan Kesehatan Dr Abdullah Asiri.

”Arab Saudi adalah salah satu negara yang paling sedikit terkena virus,” katanya, mengutip Gulf News, Rabu 23 Februari 2022.

Asiri menekankan, Saudi akan keluar dari pandemi dengan ekonomi dan sektor kesehatan yang kuat. Sementara juga keluar darinya secara politik lebih kuat. Dia menghubungkan ini dengan cara kerajaan menangani pandemi sejak awal.

Segera setelah pandemi dimulai, Raja Salman berbicara kepada orang-orang Saudi. “Kami menghadapi situasi luar biasa yang memerlukan tindakan luar biasa,” kata dia.

Asiri juga menyampaikan, salah satu alasan keberhasilan Kerajaan adalah ketegasan dalam menghadapi tantangan. Sambil memperkenalkan tata kelola tingkat tinggi dan efektif di mana semua pihak terkait berpartisipasi. Hal ini membantunya mengambil keputusan tegas dengan cepat.

”Kerajaan telah memberikan prioritas kesehatan manusia di atas segalanya dan telah mempercayakan Kementerian Kesehatan dan Otoritas Kesehatan Masyarakat untuk mempertahankan prioritas ini dengan melakukan penilaian risiko yang berkelanjutan,” kata Asiri.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengindikasikan individu dapat terinfeksi flu musiman dan Covid-19 secara bersamaan.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Al-Abdel Ali menekankan belum ada jejak yang jelas dari infeksi kedua virus tersebut.

Namun Ali menunjukkan Arab Saudi mengikuti perkembangan positif untuk menghadapi pandemi. ”Jumlah dosis dari Kerajaan melebihi 60 juta. Jumlah orang yang mendapat vaksinasi dengan dua dosis melebihi 24 juta, dan mereka yang menerima dosis booster lebih dari 10 juta,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini