Antisipasi Rusia Setop Pasokan, Eropa Diminta ‘Diet’ Gas

Baca Juga

MATA INDONESIA, BRUSSELS – Uni Eropa mengatakan kepada negara-negara anggotanya untuk memangkas penggunaan gas sebesar 15 persen hingga Maret 2023 sebagai antisipasi andai Rusia benar-benar menyetop pasokan.

Beberapa hari lalu, pasokan gas dari Rusia via Nord Stream 1 dihentikan sementara dengan alasan pemeliharaan selama beberapa hari. Negara-negara Eropa lain khawatir, itu hanya akal-akalan Rusia dan bukan tak mungkin pada akhirnya pasokan gas benar-benar disetop imbas sanski yang diberikan Barat.

Pengiriman melalui Nord Stream 1, yang menyumbang lebih dari sepertiga ekspor gas Rusia ke UE, akan dilanjutkan pada Kamis setelah penghentian 10 hari untuk pemeliharaan tahunan.

Operator jaringan gas Jerman, Gascade, mengatakan, pihaknya memperkirakan aliran akan dilanjutkan pada tingkat pra-pemeliharaan berdasarkan permintaan gas saat ini. Pada tanggal 10 Juli, hari terakhir sebelum pemeliharaan pipa dimulai, arus mencapai sekitar 698 GWh.

Komisi Eropa mengusulkan target sukarela bagi semua negara Uni Eropa untuk memangkas penggunaan gas sebesar 15 persen dari Agustus hingga Maret, dibandingkan dengan konsumsi rata-rata mereka pada periode yang sama pada 2016-2021.

“Rusia memeras kami. Rusia menggunakan energi sebagai senjata. Dan oleh karena itu, dalam hal apa pun, apakah itu pemutusan sebagian besar gas Rusia atau pemutusan total gas Rusia, Eropa harus siap,” kata Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dikutip dari Reuters, Kamis 21 Juli 2022.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini