Antisipasi Keberadaan Calo, PT KAI Daop 1 Andalkan Penjualan Tiket Online Jelang Nataru

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Keberadaan calo terkadang cukup meresahkan bagi para penumpang kereta api, terutama saat menjelang hari raya seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan lebaran.

Hal ini dikarenakan biasanya calo akan memasang harga lebih tinggi daripada harga asli. Tak jarang pula, penumpang harus kehabisan tiket kereta akibat sudah diborong terlebih dahulu oleh para calo.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak Kereta Api Indonesia berencana untuk menggelar pembelian tiket secara online. Hal ini disampaikan oleh Senior Manager Humasda PT KAI Daop 1 Eva Chairunisa.

“Pembelian secara online dirasa cukup menjadi solusi terbaik. (Asalkan) menyertakan Kartu Tanda Penduduk untuk dapat melakukan pemesanan tiket,” katanya di Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.

“Maka dari itu, korelasinya pada saat proses boarding, KTP penumpang yang akan berangkat harus sama dengan KTP yang melakukan pembelian.”, ujarnya lebih lanjut.

Kata Eva, sistem online ini cukup efektif. Terpantau sejak 5 tahun terakhir, calo sudah tidak ditemukan lagi.
“Ada kemungkinan untuk ke depannya pembelian tiket dapat dilakukan menggunakan OVO atau Go-Pay. Hanya saja diperlukan waktu untuk pengembangannya,” katanya. (Marizke)

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini