Anak Punk dan Geng Motor Ditangkap Polisi, Mengaku Pendukung Rizieq Shihab

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-31 orang ditangkap dan diperiksa oleh kepolisiann Resor Tasikmalaya. Mereka ditangkap karena demo berujung kericuhan yang terjadi di depan kantor Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Senin 12 Juli 2021. Dari 31 orang tersebut, diketahui 13 orang di antaranya masih anak-anak.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya, AKP Hario Prasetyo Seno  mengatakan berdasarkan pemeriksaan awal kepada 31 orang yang berhasil diamankan, mayoritas ternyata adalah pengangguran, anak punk, hingga anggota geng motor.

Tidak hanya itu saja, setelah dilakukan pendataan, dari 31 orang itu juga, 13 orang di antaranya masih anak di bawah umur, dan 18 lainnya orang dewasa.

“Dari 31 orang ini sebagian besar merupakan pengangguran, anak punk, geng motor juga ada. Dari 31 orang ini, kita amankan anak-anak sebanyak 13 orang, 18 orang dewasa,” katanya.

Hario mengaku bahwa pihaknya terus memeriksa 31 orang yang berhasil diamankan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam aksi perusakan. “Pelaku perusakan masih kita dalami. Dari pelaku-pelaku ini siapa saja yang melakukan perusakan masih kita periksa,” katanya.

Sebelumnya, sekelompok orang yang mengaku sebagai pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS), melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin 12 Juli 2021.

Mereka menuntut agar HRS dibebaskan. Aksi tersebut diwarnai kericuhan dan sempat terjadi bentrokan dengan aparat yang melakukan penjagaan. Seorang polisi terluka dalam peristiwa tersebut.

Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono mengatakan bahwa awalnya massa datang ke kantor Kejaksaan Negeri Tasikmalaya untuk menyampaikan aspirasi.

“Di tengah aksi, terjadi kericuhan saat mereka memaksa untuk masuk ke dalam kantor kejaksaan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini