MATA INDONESIA, JAKARTA-Keberadaan program kartu prakerja dirasakan banyak manfaatnya. Salah satunya melahirkan para pengusaha-pengusaha muda yang memulai untuk berwirausaha.
Awal pandemi covid-19 banyak perusahaan yang gulung tikar yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun dengan adanya program kartu prakerja semua bisa teratasi dengan mendaftar sebagai peserta.
Salah satu korban PHK adalah Maylinda Rachma Sari yang dirumahkan dari pekerjaan sebagai petugas fotokopi di sebuah perusahaan. Namun setelah mengetahui adanya program Kartu Prakerja, perempuan 26 tahun asal Sidoarjo ini segera mendaftar dan dia berhasil diterima di Gelombang 9.
Setelah mendapatkan ilmu tentang bisnis dari berbagai pelatihan yang diikuti, Maylinda memutuskan untuk berwirausaha dan melihat usaha cetak foto dan fotokopi sebagai peluang, karena lokasi tempat tinggalnya dekat dengan sekolah dan kelurahan.
“Dana insentif yang saya terima digunakan sebagai modal usaha untuk mencicil kredit pembelian berbagai peralatan seperti laptop, alat laminating, dan printer. Saat ini usaha saya sudah berjalan selama lebih dari satu tahun,” kata Maylinda.
Lain lagi cerita Miftakhul Huda, penerima Kartu Prakerja Gelombang 8. Awalnya Huda bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah pabrik, namun harus diberhentikan karena pandemi covid-19.
Sempat galau karena tidak memiliki pekerjaan, Miftakhul mendapatkan informasi tentang adanya program Kartu Prakerja dari media sosial.
Setelah mendapatkan insentif, dana tersebut ia pergunakan untuk memulai modal usaha berjualan pakaian. Saat ini usahanya sudah berjalan selama satu tahun lebih dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pelatihan komputer yang diikuti berguna dalam pembukuan dan merapikan data penjualannya.
Kisah-kisah sukses sebagai penerima manfaat Program Kartu Prakerja itu tersampaikan dalam dialog Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dengan perwakilan alumni Program Kartu Prakerja di Surabaya.
Maylinda, Huda hanya sedikit contoh dari 1.070.706 penerima Program Kartu Prakerja di Jawa Timur selama dua tahun pertama pelaksanaan program ini. Dari 22 gelombang pada 2020-2021, Jawa Timur menjadi daerah penerima Program Kartu Prakerja terbesar kedua di Indonesia.
“Kami mendorong alumni Program Kartu Prakerja untuk menekuni dunia wirausaha. Kalau mereka sudah berani memulai usaha, kami bantu pembiayaan UMKM dengan pola Kredit Usaha Rakyat (KUR), baik yang super mikro, mikro, maupun usaha kecil,” katanya.
Airlangga menambahkan, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengumumkan bahwa plafon penyaluran KUR untuk 2022 ditingkatkan menjadi Rp 373,17 triliun, dengan suku bunga tetap sebesar enam persen.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatajan bahwa insentif yang telah dikucurkan kepada peserta dari Jawa Timur sebesar Rp 2,6 triliun diyakini dapat membantu ekonomi rumah tangga penerima manfaat, memperkuat ketahanan pangan, dan menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian daerah,
“Menariknya lagi, sebanyak 76 persen penerima dari Jawa Timur menggunakan insentif untuk modal usaha,” kata Denni.
Data Manajemen Program Kartu Prakerja mencatat Pelatihan Penjualan dan Pemasaran (Digital Marketing), seperti Bisnis Online Shop, Menjadi YouTuber Profesional, dan Strategi Marketing Bisnis menjadi pelatihan yang paling digemari peserta Program Kartu Prakerja di Jawa Timur