MINEWS, JAKARTA – Laju rupiah atas dolar AS di akhir pekan, 22 November 2019 diramalkan akan kembali zona merah akibat tekanan eksternal yang masih kuat.
Kemarin, mata uang garuda ditutup pada posisi Rp 14.088 per dolar AS atau cuma naik tipis 0,05 persen.
Untuk Jumat ini, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim meramalkan akan kembali melemah di range Rp 14.075 hingga Rp 14.140 per dolar AS.
Salah satu penyebab yang bakal bikin rupiah kembali tertekan karena sikap Presiden Donald Trump yang mulai dilemma terkait penandatanganan RUU yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.
Sebab dengan menandatangani RUU itu mungkin bisa membahayakan kesepakatan perdagangan yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Beijing.
Selain itu, laju rupiah yang naik tipis juga dibayangi oleh sentimen dari Federal Reserve AS (The Fed). Sesuai risalah pertemuan The Fed untuk bulan Oktober yang diterbitkan semalam, Bank sentral AS ini diperkirakan bakal tetap menahan suku bunga acuan.
“Kata mereka, penurunan investasi bisnis dan ekspor bukan efek dari turunnya suku bunga acuan, tapi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan masih ada ketidakpastian soal perjanjian dagang antara AS dan Cina,†ujar Ibrahim kemarin.