MATA INDONESIA, JAKARTA –Pemerintah memastikan bahwa flu babi G4 EA H1N1 yang mulai muncul di Cina, belum masuk atau ditemukan kasusnya di Indonesia.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita berkata, kepastian ini didapatkan dari data surveilans dan analisa genetik oleh Balai Veteriner Medan dan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
“Berdasarkan data dan informasi yang kami miliki, virus flu babi galur yang baru ini belum pernah ditemukan di Indonesia,” kata Ketut di Jakarta, Jumat 10 Juli 2020.
Ia menjelaskan, flu babi baru ini berbeda dengan demam babi Afrika atau African Swine Fever, yang menular dari hewan sakit ke hewan lainnya. Penyakit asal Afrika itu juga tidak pernah menular ke manusia.
Sedangkan flu babi dapat menginfeksi babi dan manusia dengan beberapa gejala di antaranya adalah demam dan mengeluarkan cairan padan hidung dan mata.
“Karena babi berperan penting dalam ekologi virus influenza. Babi merupakan hewan yang sensitif terhadap reseptor mamalia dan unggas dan dapat berperan sebagai mixing vessel yang dapat meningkatkan potensi mutasi virus,” ujarnya.
Sebelumnya, penelitian yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 29 Juni 2020 tentang galur atau strain baru dari flu babi H1N1. Virus flu itu sebelumnya sudah beredar di populasi babi di China dengan varian paling umum dari virus flu EA H1N1 yang ditemukan adalah galur atau strain genotipe 1.