MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan siklon tropis Ferdinand menjauh dari wilayah Indonesia.
Siklon tropis itu kini dilaporkan telah menjauhi garis khatulistiwa. Artinya, siklon itu tak akan membawa dampak buruk, sebagaimana kekhawatiran masyarakat selama ini.
“Jadi kalau ada yang mengatakan siklon tropis Ferdinand akan masuk ke Indonesia itu tidak benar. Yang terjadi di Indonesia saat ini hanya dampak tidak langsungnya saja,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, Rabu 26 Februari 2020.
Meskipun tidak akan masuk Indonesia, katanya, pergerakan siklon tropis Ferdinand membawa dampak tidak langsung ke Indonesia, yaitu menyebabkan daerah pertemuan angin. Daerah pertemuan angin itu menyebabkan penumpukan awan yang berdampak pada peningkatan curah hujan.
Ia menyebut, curah hujan yang tinggi di Pulau Jawa bekalangan ini termasuk salah satu efek secara tidak langsung dari siklon tropis Ferdinand. Namun, ada juga faktor lainnya seperti puncak musim penghujan yang telah memasuki waktunya, terutama di bulan ini.
“Saat ini, seluruh wilayah Indonesia sudah masuk musim penghujan. Untuk Jabodetabek dan Pulau Jawa pada umumnya, saat ini sedang puncak musim penghujan,” ujarnya.
Fachri berkata, peluang terjadi hujan lebat hingga sangat lebat sebagai hal yang besar terjadi di Jabodetabek dan Pulau Jawa, hingga musim hujan berakhir yang diperkirakan terjadi pada akhir April 2020.