Alhamdulillah, BOR di DKI 29,4%, Jabar 32% dan Jatim 52%

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah berlangsung satu bulan ini di sejumlah daerah telah membuat Bed Occupancy Rate (BOR) di beberapa provinsi turun. Presiden Jokowi mengatakan penurunan BOR terlihat di seluruh provinsi di Pulau Jawa.

”Alhamdulillah BOR di Jakarta sudah berada di kisaran 29,4 persen. Di Jawa Barat 32 persen, di Jawa Tengah 38,3 persen, di Jawa Timur 52,3 persen, di Banten 33,4 persen, di Daerah Istimewa Yogyakarta 54,7 persen,” kata Jokowi, melalui video, Minggu 15 Agustus 2021.

Jokowi juga bersyukur bahwa BOR di Wisma Atlet Kemayoran sudah turun. ”Juga BOR di Wisma Atlet yang juga sudah turun di angka 19,64 persen. Secara nasional, BOR nasional kita berada di angka 48,14 persen,” katanya.

Meski sudah ada penurunan, Jokowi meminta agar vaksinasi terus digencarkan. Menurut dia, saat ini vaksinasi harian Indonesia sudah mencapai 1,6 juta suntikan. Selain itu, Jokowi meminta dilakukan isolasi terpusat dalam mengendalikan penyebaran COVID-19. Selain vaksinasi, Jokowi juga meminta testing dan tracing terus ditingkatkan.

“Seminggu terakhir, saya melihat angka testing kita berkisar di antara 130 ribu sampai 140 ribu dan untuk indikator tracing kita di antara 5 sampai 7. Meskipun ini masih berada di kategori sedang, tetapi saya patut mengapresiasi karena ada peningkatan,” katanya.

“Testing harus terus diperbanyak agar kita mengetahui mereka yang terpapar sehingga segera bisa ditangani dan tidak menularkan kepada orang lain,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini