Alat Deteksi Tsunami di Pesisir Banten Rusak , Siapa Sih Pelakunya?

Baca Juga

MINEWS, BANTEN – Alat pendeteksi tsunami  atau ‘Early Warning System’ milik BPBD yang diletakkan di pesisir Banten dilaporkan mengalami kerusakan parah.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten, Juhriyadi mengatakan, bukan manusia pelakunya, melainkan tersambar petir pada 13 November 2019 lalu, saat hujan badai melanda wilayah Banten cukup parah.

“Semuanya mati baik sirine di Pasauran, Labuan atau Panimbang tersambar petir,” kata Juhriyadi, Rabu 27 November 2019.

Akibat kerusakan itu, sirene peringatan di pesisir Carita, Panimbang dan Labuan tidak bisa dibunyikan. Sirine tersebut merupakan satu-satunya alat pendeteksi dini tsunami di pesisir.

Juhriyadi berkata, BPBD telah melaporkan kerusakan tersebut ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Saat ini BPBD menunggu perbaikan karena alat tersebut merupakan aset BMKG.

Sebagai solusi sementara, BPBD meminta semua industri yang berada di pesisir Banten untuk siaga menyalakan sirine jika terjadi ancaman tsunami.

“Termasuk dewan Mesjid menyurati musalah-musalah untuk menyalakan kentongan di masing-masing lingkungannya bila ada ancaman tsunami,” ujarnya.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini