Alasan Sebenarnya Dibalik Perubahan Besar Penobatan Raja Charles III

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Raja Charles III menginginkan perampingan dalam tubuh monarki yang ditandai dengan upacara penobatannya.

Layanan penobatan yang diperkecil juga sebagai bentuk pengakuan terhadap perjuangan keuangan rakyat Inggris yang meningkat seiring melonjaknya inflasi.

Penobatan raja akan dipotong menjadi sepertiga lebih sedikit daripada penobatan Ratu Elizabeth III pada tahun 1953.

Raja Charless akan melalui penobatan dengan durasi hanya satu jam, ini lebih singkat daripada penobatan ratu saat itu yang mencapai lebih dari tiga jam.

Daftar tamu juga akan dipangkas dari 8.000 menjadi 2.000 dengan banyak anggota parlemen dan bangsawan yang tidak hadir.

Perubahan seragam dalam penobatan menjadi lebih santai dan tidak adanya penyerahan emas batangan langsung kepada raja juga akan terlihat di penobatan kali ini.

Salah satu sumber kerajaan mengatakan “ Raja sangat menyadari perjuangan yang dirasakan oleh warga Inggris modern sehingga keinginannya akan terwujud meskipun upacara penobatannya harus tetap benar dan sesuai dengan tradisi masa lalu, itu juga harus dilakukan. Menjadi perwakilan monarki di dunia modern.”

Ia juga menambahkan bahwa raja telah lama menjadi pendukung monarki yang disederhanakan atau dirampingkan. Proyek ini tentu saja dapat dikatakan sesuai dengan visi raja.

Pangeran William memiliki peran perencanaan penting dalam acara tersebut.

Penobatan Yang Mulia akan lebih beragam secara agama dan budaya, menampilkan lebih sedikit perubahan pakaian dan memiliki bahasa yang dimodernisasi.

Raja akan menunggu sembilan bulan untuk upacara jika penyelenggaraan acara tetap berjalan di tanggal 3 Juni. Ada kemungkinan orang Inggris bisa mendapatkan hari libur kerja ketika penobatan raja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini