MATA INDONESIA, JAKARTA-Perkembangan vaksin Merah Putih terud mengalami kemajuan dari skala laboratorium. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan pengembangannya sudah mencapai kemajuan 60 persen.
“Kita masih dalam proses untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi protein rekombinan yang sudah kami desain, itu akan dihasilkan oleh sel mamalia maupun sel ragi,” kata Kepala Eijkman Amin Soebandrio, mengutip Antara, Rabu 6 Januari 2021.
Sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan, kata dia bibit vaksin Merah Putih akan diserahkan ke PT Bio Farma dalam kurun waktu hingga Maret 2021. Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman berbasis subunit protein rekombinan dan menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang bersirkulasi di Indonesia.
Amin mengatakan jika protein rekombinan berhasil diperoleh dari sistem ekspresi, maka dapat dilanjutkan ke tahap uji praklinis pada hewan.
“Setelah mengisolasi dan mengkarakterisasi protein rekombinan itu selesai maka akan dilakukan uji pada hewan dan setelah itu baru diserahkan ke Bio Farma,” ujarnya.
Menurut Amin, uji praklinis pada hewan membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan.
Dia mengatakan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan vaksin tersebut, adalah karena bekerja dengan sel maka harus berhadapan dengan kondisi ada sel yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat. Sehingga prosesnya harus diikuti secara menyeluruh hingga diperoleh protein rekombinan yang ditargetkan.
Setelah bibit vaksin diserahkan ke PT Bio Farma, maka PT Bio Farma akan memformulasikan bibit vaksin agar bisa disiapkan untuk uji klinis pada manusia. Amin menuturkan uji klinis fase satu pada manusia akan bisa dilakukan pada trimester kedua tahun 2021.