Akibat Polusi, Umur Warga Jakarta Bakal Menyusut 2,3 Tahun

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Udara DKI Jakarta beberapa hari belakangan ini terpantau sangat buruk sekali. Bahkan, sering kali ibu kota negara ini masuk kategori ‘very unhealthy’ atau sangat tidak sehat.

Dampak dari polusi udara memang sangat buruk, dalam jangka pendek masyarakat tidak hanya menderita sesak napas. Namun, sebuah laporan riset menyebut, paparan polusi yang tinggi juga berdampak pada angka harapan hidup yang lebih pendek.

Laporan dari Air Quality Life Index (AQLI) tersebut mengatakan, rata-rata orang Indonesia bisa kehilangan harapan hidup rata-rata 1,2 tahun dengan tingkat polusi saat ini. Dampak kesehatan teramati lebih besar di daerah yang polusinya lebih tinggi.

“Warga ibukota Indonesia, Jakarta, misalnya, bisa kehilangan 2,3 tahun harapan hidup bila tingkat polusi pada 2016 bertahan sepanjang hidupnya,” demikian kutipan laporan yang ditulis Michael Greenstone dari Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC) tersebut.

Disebutkan, indeks Particulate Matter (PM) 2.5 di wilayah tersebut tidak memenuhi anjuran Organisasi Dunia (WHO). Di beberapa wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan, harapan hidup bahkan ‘kehilangan’ umur lebih dari 4 tahun.

“Penduduk di Palembang kehilangan harapan hidup rata-rata 4,8 tahun dan warga di Ogan Komering Ilir kehilangan harapan hidup 5,6 tahun,” tulis laporan tersebut.

Praktisi kesehatan paru dari Omni Hospital Pulomas, dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan dampak polusi udara di Jakarta memang tidak langsung terlihat. Ia sendiri tidak mendapati peningkatan jumlah pasien belakangan ini, ketika polusi udara di Jakarta terpantau ‘sangat tidak sehat’.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini