Agustus 2021, Makanan Ringan Lays dan Cheetos Tidak Dijual di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Para penyuka makanan ringan Lays dan Cheetos bakal kehilangan. Pasalnya, mulai Agustus 2021 mendatang, kedua produk makanan ringan tersebut tak akan diproduksi lagi di Indonesia.

Keputusan ini setelah PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)Tbk membeli saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL). IFL adalah perusahaan patungan antara PepsiCo dan ICBP yang hubungan kemitraannya telah terjalin selama 30 tahun, dan kini harus berakhir.

Nilai transaksi pembelian sahamnya mencapai Rp 494 miliar dan kini ICBP memiliki 99,99 persen saham IFL.

“Sehubungan dengan dilakukannya transaksi, maka IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo, yang harus sudah diselesaikan dalam waktu 6 bulan dari sejak tanggal dilakukannya transaksi,” ujar Corporate Secretary ICBP Gideon A. Putro, Kamis 18 Februari 2021.

Alhasil, makanan ringan produksi PepsiCo seperti lays, Cheetos, dan Doritos tidak akan diproduksi lagi di Indonesia mulai Agustus 2021.

“Fritolay, PepsiCo dan atau pihak afiliasi lainnya sepakat tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama 3 tahun sejak berakhirnya masa transisi,” katanya.

Namun, karena PepsiCo menganggap Indonesia sebagai pasar makanan ringan yang kuat, maka mereka akan menawarkan produk Quaker Oat untuk sementara. PepsiCo berharap mereka bisa segera memasarkan kembali produk makanan ringan Lays hingga Cheetos.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini