Afghanistan Tidak Dapat Hidup Hanya Mengandalkan Sumbangan!

Baca Juga

MATA INDONESIA, ISLAMABAD – Wakil Sekretaris PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, Martin Griffiths memperingatkan bahwa Afghanistan tidak dapat bertahan hidup hanya dengan sumbangan.

Ia mendesak negara-negara donor untuk menunjukkan fleksibilitas, mengizinkan uang mereka untuk membayar gaji pekerja sektor publik, dan mendukung layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, listrik, serta mata pencaharian.

“Untuk memungkinkan rakyat Afghanistan mendapat kesempatan untuk melewati musim dingin ini dan beberapa dorongan untuk tetap di rumah bersama keluarga mereka,” kata Martin Griffiths.

Sementara itu, negara-negara Islam berembuk untuk menemukan cara membantu Afghanistan yang tengah dilanda krisis ekonomi dan diyakini akan memiliki dampak global yang menghebohkan.

Pertemuan Organisasi Kerjasama Islam di Islamabad, Pakistan berakhir dengan kesepakatan pengumpulan dana untuk memberikan bantuan kemanusiaan melalui Bank Pembangunan Islam. Akan tetapi, dana bantuan dari negara-negara Islam itu takkan berurusan dengan penguasa Afghanistan saat ini, Taliban.

Dalam konferensi pers di akhir KTT, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi bahwa bantuan kemanusiaan Amerika Serikat (AS) ke Afghanistan tidak akan membawa prasyarat. Ia mengungkapkan dana sebesar 1,2 miliar USD tersedia di Bank Dunia dalam bentuk uang yang dapat disalurkan ke Afghanistan.

Sejatinya ada berbagai imbauan agar AS mencairkan lebih dari 10 miliar USD aset Afghanistan yang dibekukan Paman Sam setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus.

KTT yang berlangsung pada Minggu (19/12) itu mempertemukan puluhan menteri luar negeri serta perwakilan khusus di Afghanistan dari negara-negara besar, termasuk Cina, AS dan Rusia.

Hadir pula Wakil Sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan, dan Presiden Bank Pembangunan Islam (IDB), Muhammad Sulaiman Al Jasser, yang menawarkan beberapa proposal pembiayaan konkret.

Ia mengatakan, IDB dapat mengelola perwalian yang dapat digunakan untuk memindahkan uang ke Afghanistan, memulai bisnis, dan membantu menyelamatkan ekonomi yang sangat bermasalah, melansir Columbian.com.

Pada awal KTT, beberapa negara peserta menyerukan pembukaan cepat sistem perbankan negara dan secara kolektif, dengan PBB dan lembaga perbankan internasional, memberikan bantuan ke Afghanistan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengarahkan sambutannya ke AS, mendesak Washington untuk membatalkan prasyarat untuk melepaskan dana yang sangat dibutuhkan dan memulai kembali sistem perbankan Afghanistan.

Khan tampaknya memberi Taliban izin untuk membatasi pendidikan bagi anak perempuan, mendesak dunia untuk memahami “kepekaan budaya” dan mengatakan hak asasi manusia dan hak-hak perempuan memiliki arti yang berbeda di negara yang berbeda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini