MATA INDONESIA, JAKARTA – Afghanistan bergejolak setelah Taliban mengencangkan cengkeramannya di negara yang terletak di antara Asia Selatan dan Asia Tengah, dengan menguasai kota-kota terbesar.
Sementara itu, kedutaan-kedutaan besar bersiap mengirim pasukannya untuk membantu mengevakuasi staf dari ibu kota, tak terkecuali dengan Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan KBRI Kabul terus memantau perkembangan eskalasi keamanan di Afghanistan. Pemerintah Indonesia juga siap mengevakuasi 15 WNI dari Afghanistan jika harus dilakukan.
“Indonesia memantau secara dekat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan. Indonesia berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan, melalui Afghan-owned, Afghan-led,” demikian pernyataan pemerintah Indonesia atas perkembangan situasi di Afghanistan, seperti dilansir situs Kementerian Luar Negeri RI, Senin, 16 Agustus 2021.
“Perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional. Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan juga dengan Perwakilan PBB dan Perwakilan Asing di Afghanistan,” sambung pernyataan tersebut.
“Keselamatan WNI, termasuk staf KBRI Kabul, merupakan prioritas pemerintah Indonesia. Persiapan evakuasi terus dimatangkan, antara lain melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait di lapangan. Misi KBRI Kabul akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas, sambil terus dilakukan pemantauan situasi keamanan di Afghanistan,” tuntasnya.
Pemerintah Afghanistan yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) selama dua dekade terakhir telah runtuh setelah kelompok Taliban merebut banyak wilayah seiring dengan ditariknya tentara AS dan sekutu NATO-nya dari Afghanistan.
Puncaknya, para milisi Taliban menduduki istana presiden pada Minggu (15/8) petang waktu setempat, setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke negara tetangga, Tajikistan.