MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Adnan Oktar alias Harun Yahya, seorang penulis buku Islami sekaligus pendakwah yang divonis hukuman penjara 1.075 tahun! Ia dinyatakan bersalah atas kasus kejahatan seksual.
Menurut stasiun televisi NTV, Oktar disebut melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, dan upaya spionase politik dan militer. Ia juga diduga menjadi pemimpin organisasi kriminal oleh kejaksaan.
Oktar ditangkap oleh Kepolisian Turki bersama 235 pengikutnya pada 2018 dan pengadilannya digelar pada September 2019. Oktar ditangkap saat sedang berada di rumahnya di sekitar kawasan Cengelkoy, Istanbul.
Menurut kantor berita Turki, Anadolu, polisi sampai melakukan penggerebekan di beberapa tempat di Turki, termasuk di lima provinsi yang berbeda dan lokasi properti milik Oktar.
Ini kali keduanya organisasi yang diikutinya berurusan dengan pihak berwajib yang berujung pada penahanan dirinya. Pada 1999, ia ditahan dengan tuduhan melakukan intimidasi dan mendirikan kelompok penjahat, meski penyelidikannya kemudian dihentikan.
Oktar dikenal sebagai figur yang flamboyan. Ia mendirikan organisasi Islam di Istanbul pada 1980-an dan pengaruh serta kekayaannya bertambah signifikan, walau tidak ada yang tahu kekayaannya berasal dari mana.
Ideologi
Oktar bisa disebut sebagai ‘pemikir yang berbahaya’, bisa pula dikenal ‘pemikir yang berpengaruh’. Yang pasti, ia dikenal aktif mengampanyekan gerakan anti-Semitisme dan menolak Holokaus. Selain itu, ia menentang teori evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin dan percaya bahwa semua yang ada di dunia hanya diciptakan Tuhan.
Dalam wawancara pada 2010, Oktar mengatakan bahwa teori Darwin adalah sumber inspirasi utama para teroris era modern, seperti Hilter, Mussolini, Stalin, dan banyak teroris terkenal lainnya.
Menurutnya, hal ini adalah teori konspirasi yang mengklaim bahwa terdapat kelompok yang sangat kuat dan punya hubungan dengan pemerintah dan militer yang punya kapasitas memanipulasi dan mengontrol kebijakan pemerintah.
Setelah serangan teroris pada 11 September di Amerika Serikat, Oktar mulai menunjukkan dirinya sebagai pegiat lintas agama.
Oktar sempat meluncurkan saluran TV, ia manfaatkan sebagai medium untuk menyebarkan keyakinan dan interprestasi atas Islam. Pada acara yang disiarkan saluran ini, ia tampil dikelilingi beberapa layar komputer yang menunjukkan para perempuan muda setengah telanjang.
Ia juga menerbitkan sejumlah buku dengan nama pena Harun Yahya, beberapa bukunya diklaim telah membongkar kerja sama rahasia yang dilakukan oleh pemerintahan bayangan Inggris di Turki. Oktar mengatakan bahwa investigasi yang dilakukannya menjadi alasan organisasinya mendapatkan tekanan dan didakwa melakukan tindak kejahatan.
Namun, pria yang menentang sistem presidensial di Turki ini malah mendukung penuh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Gaya hidup flamboyan
Selain pandangannya yang kontroversial, Oktar diketahui gemar dengan bergaya hidup mewah. Ia tinggal di sebuah villa mewah di Istanbul dan sering berfoto dengan para perempuan berbusana minim. Tak hanya Oktar, para pengikutnya pun terlihat tinggal di apartemen mewah yang berlokasi di kawasan eksklusif di kota tersebut.
Menurut media di Turki, para pengikutnya memiliki pekerjaan tetap, sebagian ada yang bekerja untuk organisasinya, dan bertugas menulis buku, melakukan promosi ke media maupun melakukan rekrut anggota baru.
Dengan menggunakan nama penanya, ia bisa menulis beberapa buku mengenai teori evolusi dengan pesan bahwa evolusi adalah kebohongan. Ribuan bukunya diberi judul Atlas of Creation yang kemudian dikirim kepada para pejabat pemerintah, diplomat asing, dan wartawan.
Ia juga dikenal sering mengadakan iftar atau buka puasa bersama pada bulan suci Ramadan di hotel eksklusif di Istanbul dengan mengundang media, organisasi internasional, dan para politisi.
Para perempuan pendamping
Satu hal yang paling kontroversial mengenai Oktar adalah para pengikut perempuannya, yang sering terlihat memakai pakaian minim. Beberapa bekas pengikutnya mengatakan bahwa Oktar telah mencuci otak para pengikut perempuannya dengan mengancam mereka untuk dijadikan budak seks.
Menurut beberapa laporan, kelompok Oktar mengirim orang terpercaya untuk mencari perempuan cantik dan laki-laki tampan dari keluarga mapan untuk direkrut menjadi anggotanya. Sebagian besar rekrutannya terjadi di berbagai universitas swasta.
Pihak keluarga perempuan yang direkrut menyampaikan, jika anak mereka sudah direkrut oleh organisasi Oktar, maka mereka akan kehilangan kontak dengan anaknya dan tidak akan pernah bisa bertemu kembali.
Bukti dari kepolisian menunjukkan bahwa para perempuan diiming-imingi akan dibuatkan film jika berpartisipasi dalam kegiatan seks tersebut. Namun, ternyata foto dan video tersebut dijadikan ancaman jika para perempuan ini hendak keluar dari organisasi.
Sahabat Israel
Meski Oktar selalu mengkritik agama Yahudi, ia memiliki hubungan baik dengan Israel dalam beberapa tahun belakangan. Ia dan pengikutnya sering mengunjungi Israel dalam berbagai kesempatan dan telah bertemu petinggi pendeta Yahudi serta politisinya.
Pada 2017, Oktar mengirim delegasi untuk mengunjungi parlemen Israel untuk bertemu dengan para pejabat senior dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Reporter : Afif Ardiansyah