Ada Bintik Hijau di Belakang Kepala, Kesehatan Kim Jong Un Jadi Spekulasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, PYONG YANG Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un kembali menjadi sorotan. Pasalnya, Kim sempat muncul dengan perban seukuran perangko di bagian belakang kepalanya.

Kesehatan presiden berusia 37 tahun itu pun kembali menjadi spekulasi. Dalam sejumlah foto yang beredar, perban tersebut terlihat menempel di belakang kepala Kim sejak 24 hingga 27 Juli.

Kemudian, ketika ia tidak lagi memakai perban, terlihat bintik berwarna hijau gelap, demikian ulasan media pemerintah Korea Utara. Namun, Kim adalah Kim, sosok yang merahasiakan rapat kesehatannya.

Propaganda negara selama beberapa dekade telah menggambarkan para pemimpin tertinggi sebagai sosok yang begitu fokus pada warganya, sehingga mereka mempertaruhkan kesejahteraan mereka.

Pada Juni, media memberitakan bagaimana sedihnya warga Korea Utara ketika melihat Kim yang jauh lebih kurus –setelah ia absen di sepanjang bulan Mei. Namun sekali lagi, tidak ada kabar yang mengatakan bahwa putra dari mantan Presiden Kim Il Sung itu mengalami sakit parah.

Kim yang mencukur tipis rambutnya, membuatnya sulit untuk menyembunyikan noda di bagian belakang kepalanya, seperti dilansir Bloomberg.

Badan Intelijen Nasional Korea Selatan percaya tidak ada tanda-tanda yang tidak biasa mengenai kesehatan Kim, Kantor Berita Yonhap melaporkan. Sementara NK News melaporkan tidak ada tanda di bagian belakang kepala Kim dalam foto yang dirilis oleh media pemerintah ketika ia menghadiri acara musik pada 11 Juli 2021.

Kesehatan Kim telah menjadi subyek spekulasi selama bertahun-tahun. Ketidakhadirannya terlama dari mata publik adalah enam pekan, yakni tahun 2014 dan ketika ia muncul kembali, Kim berjalan dengan tongkat – menimbulkan spekulasi bahwa ia menderita asam urat.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini