5 Pondok Pesantren Tertua di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Survei BPS mencatat, sebanyak 207 juta penduduk Indonesia beragama muslim dari total 255 juta jiwa. Hal ini turut dipengaruhi oleh masuknya agama Islam pada masa Nusantara hingga zaman kolonialisme.

Meski awal Nusantara didominasi oleh pemeluk agama Hindu, seiring masuknya para pedagang dari India dan Arab yang beragama Islam, memunculkan generasi awal pribumi memeluk agama Islam. Para generasi awal ini kemudian mendirikan pusat-pusat pembelajaran al-Qur’an di berbagai daerah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya pesantren,

Indonesia diketahui terdapat banyak pesantren, hingga tahun 2015 saja, sedikitnya terdapat 27.218 pesantren dengan total santri mencapai 3,6 juta jiwa. Jenis pesantrennya 49 persen adalah Salafah dan 11 persen sisanya merupkan Khalafiyah, namun terdapat pula yang menganut kombinasi keduanya sebanyak 39 persen.

Lima Pondok Pesantren berikut tercatat sebagai pesantren tertua di Indonesia.

  1. Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu – Kebumen

Pondok pesantren ini didirikan oleh Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani, seorang ulama besar dari Hadramaut, Yaman. Menjadi pesantren tertua se-Asia Tenggara, yang berdiri pada 4 Januari 1475 M/879 H. Saat ini Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu sudah mencapai usia 546 tahun.

Bukti pendirian pesentren ini terdapat pada prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9 kg di dalam majid pondok pesantren tersebut. Pesantren ini menjadi bukti penyebaran Islam yang sudah ada sejak zaman Prabu Brawijaya (1447-1451) sang penguasa Majapahit.

  1. Pondok Pesantren Luhur Dondong – Semarang

Pondok pesantren yang kini berusia 412 tahun ini dinyatakan oleh layanan perpustakaan UIN Walisongo, Semarang, sebagai pesantren tertua di Jawa Tengah. Salah satu santrinya adalah KH. Ihsan bin Mukhtar yang mendirikan pesantren Al-Ishlah.

Diketahui melalui situs Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, pesantren ini didirikan oleh salah satu komandan pasukan Sultan Ageng saat menyerbu Batavia, Kiai Syafi’i Pijoro Negoro pada tahun 1609.

  1. Pondok Pesantren Nazhatut Thullab – Sampang

Pondok pesantren Nazhatut Thullab berdiri pada tahun 1702, yang berawal dari kisah Babat Tanah Prajjan yang dilakukan Kiai Abdul’Allam.

Dikisahkan, sang kyai yang bernama asli Pang Ratoh Bumi diperintah gurunya untuk berdakwah di Timur kota Sampang, yaitu desa Panyajjeen. Wilayah itu kini menjadi Desa Prajjan, Kecamatan Camplong. Pondok pesantren yang telah melayani masyarakat selama tiga abad itu,  kini juga menyediakan pendidikan formal bagi masyarakat.

  1. Pondok pesantren Babakan Ciwaringin – Cirebon

Pondok pesantren Ciwaringin didirikan oleh Ki Jatira yang merupakan kiai berdarah Mataram, pada tahun 1705. Nama asli dari Ki Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latir, dari Kajen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon.

Ki Jatira memilih wilayah Babakan yang saat itu merupakan padukuhan kecil di Kabupaten Cirebon barat daya. Kehadiran pondok pesantren yang kini telah berusia 306 tahun, saat itu diharapkan dapat mengubah kehidupan masyarakat miskin serta menyebarkan Islam.

  1. Pondok Pesantren Sidogiri – Pasuruan

Pondok pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1718 M/1158 H, yang didirikan oleh Sayyid Sulaiman bin Sayyid Abur Rahman Basyaiban. Sayyid Sulaiman adalah keturunan Rasulullah SAW dari marga Basyaiban.

Sidogiri awalnya merupakan hutan belantara yang banyak dihuni oleh hewan buas, sehingga tidak terjamah manusia. Pembukaan lahan menjadi pondok pesantren dilakukan selama 40 hari.

Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak. Pondok pesantren berusia 276 tahun ini, masih melayani masyarakat hingga kini di bidang pendidikan.

Reporter: Sheila Permatasari

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini