MATA INDONESIA, JAKARTA-Hujan deras yang menguyur Kota Semarang membuat lima kecamatan terendam banjir. Lima kecamatan terdampak banjir di Kota Semarang, yakni Kecamatan Genuk, Gayamsari, Tugu, Semarang Barat dan Candisari. Saat banjir terjadi ketinggian muka air bervariasi, antara 70 cm hingga 100 sentimeter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, masih memantau titik-titik yang terendam banjir. Selain genangan, juga menginformasikan adanya 11 titik jalan terdampak tanah longsor.
Akibat kejadian ini, kata Raditya, satu orang diberitakan hilang tertimbun tanah longsor. Kejadian ini berada di Kelurahan Jomlang, Kecamatan Candisari. Menurutnya, Tim Gabungan masih melakukan pencarian yang dinyatakan hilang tersebut.
“BPBD Kota Semarang dibantu TNI-Polri, dinas sosial dan sukarelawan melakukan evakuasi warga. Di samping itu, tim gabungan TNI-Polri melakukan pendataan dampak di lapangan,” katanya.
Dia menjelaskan, dapur umum juga telah beroperasi untuk melayani warga terdampak. Menurutnya, dapur umum itu berada di halaman kantor Kecamatan Gayamsari dan Kelurahan Manggangwetan.
“Untuk menampung warga terdampak, BPBD akan mendirikan tenda pengungsian dengan penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan banjir Semarang, Jawa Tengah akibat luapan Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe. Luapan kedua kali tersebut disebabkan dampak siklus hujan lebat 50 tahunan.
“Pada saat yang bersamaan, air pasang pun tingginya mencapai 1.4 meter,” kata Menteri Basuki di Jakarta, Minggu 7 Februari 2021.
Berdasarkan data BMKG memang telah diperkirakan terjadi hujan ekstrem. “Sesuai prediksi BMKG bahwa cuaca ekstrim terjadi di Bulan Februari, maka dalam beberapa hari terakhir curah hujan di Semarang mencapai 171 milimeter. Menurut hitungan hidrologi periode ulangnya 50 tahunan,” katanya.
Untuk itu pihaknya akan memaksimalkan seluruh pompa air yang dikelola Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana telah melakukan beberapa upaya penanganan untuk mengatasi banjir di Kota Semarang di antaranya berupa pengoperasian pompa banjir dan pengiriman kantong pasir (sandbag). Pompa-pompa banjir tersebut diantaranya adalah pompa Kali Sringin, pompa Kali Tenggang, pompa Tawang, dan pompa Kali Banger.
Tiga pompa yang digunakan untuk mengeringkan kawasan Kota Lama Semarang yang terdampak banjir, sejak petang tadi sudah beroperasi seluruhnya.
Kementerian PUPR secara bertahap dan terpadu juga telah melakukan berbagai upaya penanganan banjir Kota Semarang mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).