MATA INDONESIA, KABUL – Taliban mengejutkan banyak orang ketika mereka sukses menguasai daratan Afghanistan hanya dalam kurun waktu 10 hari. Hal ini pula yang membuat Presiden Ashraf Ghani melarikan diri – yang kabarnya, menuju Tajikistan.
Dengan jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban, dunia menanti bagaimana kelompok milisi ini akan memerintah usai disingkirkan dari kekuasaannya tahun 2001 oleh pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS). Petinggi Taliban yang akan memimpin Afghanistan pun menjadi pertanyaan.
Perlu diketahui bahwa sejumlah petinggi Taliban yang pernah berkuasa tahun 2001 masih hidup hingga saat ini. Berikut profil para pemimpin utama Taliban, melansir Forbes.com, Rabu, 18 Agustus 2021.
Mullah Hibatullah Akhundzada
Ia merupakan pemimpin tertinggi Taliban dan menjabat pada 2016 atau setelah mantan pemimpin Taliban, Akhtar Mohammad Mansour, terbunuh dalam serangan drone AS di Pakistan.
Ulama yang pernah menjadi hakim tertinggi Taliban ini melarikan diri ke Pakistan pada 2001, di mana dia mengajar di pesantren sebelum bergabung kembali dengan Taliban di bawah Akhtar Mohammad Mansour.
Ia tidak memiliki pengalaman banyak di bidang militer, dan sejak menjadi pemimpin de facto Taliban, ia bekerja untuk meningkatkan keuangan kelompok ini, sebagian melalui perdagangan narkotik, sembari berupaya menyatukan faksi-faksi kelompok ini dan mengkonsolidasikan kekuatan. Reputasi Akhundzada yang tidak pernah muncul di hadapan publik itu lebih dari sekadar pemimpin agama dibandingkan pemimpin militer.
Mullah Abdul Ghani Baradar
Ia merupakan pendiri Taliban yang memegang jabatan senior di pemerintahan kelompok itu tahun 1990-an dan membantu memimpin pejuang pemberontak tahun 2000-an. Saat ini Baradar menempati posisi Kepala Politik Taliban dan membantu memimpin negosiasi bagi AS untuk menarik pasukan dari Afghanistan tahun 2020, kurang dari dua tahun setelah ia dibebaskan dari penjara di Pakistan.
Sirajuddin Haqqani
Ia memimpin jaringan Haqqani, sebuah kelompok teroris yang ditunjuk AS yang didirikan oleh mendiang ayahnya – Jalaluddin Haqqani, dan terkait dengan beberapa serangan di Afghanistan.
Jaringan ini dikenal dengan pemboman mematikannya. Namun pada 2017, kelompok ini kembali mengumpulkan 5.000 pejuang di Afghanistan yang semuanya dipimpin Sirajuddin Haqqani. Ia diburu FBI untuk diinterogasi sehubungan dengan serangan tahun 2008 di sebuah hotel di Kabul yang menewaskan enam orang, termasuk satu warga AS.
Mohammad Yaqoob
Ia putra tertua almarhum pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar. Yaqoob adalah wajah baru dalam kelompok ini dan namanya meroket tahun 2013 setelah kematian sang ayah.
Sejumlah pakar menilai, Yaqoob adalah anggota Taliban yang moderat. Ia dilaporkan memimpin operasi militer Taliban setidaknya sejak pertengahan 2020 dan mengimbau para kelompok Taliban untuk tidak menyakiti anggota militer dan pemerintah Afghanistan, serta menahan diri untuk tidak melakukan penjarahan, baik di rumah maupun toko-toko yang ditinggalkan.
Struktur dan kepemimpinan pemerintahan Taliban masih belum jelas. Pada konferensi pers pertama Taliban di Kabul pada Selasa (17/8), juru bicara Zabihullah Mujahid membelokkan beberapa pertanyaan hukum dan mengklaim kelompok itu masih mendirikan pemerintahan formal.
Sejak resmi menguasai Afghanistan, pejabat Taliban telah menjanjikan amnesti bagi warga Afghanistan yang bekerja untuk AS, menawarkan hak kepada perempuan – meski banyak pengamat meragukannya, dan laporan telah muncul tentang pembalasan terhadap mantan pejabat pemerintah.