MATA INDONESIA, MOGADISHU – Perdana Menteri Somalia, Mohamed Hussein Roble mengumumkan keadaan darurat menyusul kekeringan mematikan di negara Tanduk Afrika itu.
PM Roble membuat pernyataan tersebut setelah pertemuan Kabinet luar biasa di ibu kota Mogadishu mengenai situasi yang kini dialami Somalia, demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Roble.
Sebuah video pendek yang dirilis oleh PM Roble mengatakan bahwa negara itu menghadapi posisi yang sulit dan meminta masyarakat, ulama, pengusaha, dan komunitas internasional untuk bersatu dan membantu orang yang membutuhkan.
“Kekeringan parah melanda sebagian besar Somalia karena hujan musiman gagal untuk ketiga kalinya sejak akhir 2020,” menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA), melansir Anadolu Agency.
“Sekitar 3,5 juta penduduk Somalia menghadapi kerawanan pangan akut dan tanpa dukungan, situasinya kemungkinan akan semakin memburuk,” sambung pernyataan PBB tersebut.
PBB menambahkan Somalia berada di garis depan perubahan iklim dan telah mengalami lebih dari 30 bencana terkait iklim sejak 1990, termasuk 12 kekeringan dan 19 banjir. Situasi kekeringan yang memburuk saat ini bahkan membuat sekitar 2,6 juta penduduk tidak memiliki akses ke air.