MATA INDONESIA, TOKYO – Gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang wilayah Tokyo, Jepang pada Kamis (6/10) malam waktu setempat.
Gempa ini menyebabkan lebih dari 20 orang terluka dan membuat banyak penumpang terlantar di tengah gangguan lalu lintas, dengan sejumlah daerah terganggu akibat pasokan air yang terputus.
Banyak layanan kereta api termasuk kereta bawah tanah di ibu kota ditangguhkan setelah gempa. Meskipun beberapa operator kereta api kembali beroperasi kemudian, banyak orang yang terkena dampak gangguan tersebut mengantre untuk mendapatkan taksi di beberapa stasiun.
Gempa terjadi pada pukul 10:41 malam waktu setempat, mencatat 5 besar pada skala intensitas seismik Jepang di beberapa bagian Prefektur Tokyo dan Saitama, dengan fokus gempa di barat laut Prefektur Chiba pada kedalaman sekitar 75 kilometer, demikian pernyataan Badan Meteorologi Jepang.
Meski demikian, gempa ini tidak memicu terjadinya tsunami. Terakhir kali gempa berkekuatan 5 atau lebih tercatat di 23 bangsal Tokyo pada 11 Maret 2011, ketika gempa berkekuatan 9,0 SR menghancurkan timur laut Jepang dan memicu tsunami besar.
Badan Meteorologi Jepang juga memperingatkan bahwa gempa dengan intensitas yang sama dapat terjadi dalam sepekan. Seorang pejabat memperkirakan kemungkinan 10 hingga 20 persen berdasarkan gempa sebelumnya.
Gempa juga memicu pemadaman yang mempengaruhi sekitar 250 rumah tangga di ibu kota Jepang sekitar pukul 11 malam, tetapi listrik akhirnya pulih. Di Stasiun JR Shinagawa, staf kru memandu penumpang di sekitar gerbang tiket karena pemadaman sementara.
Sementara itu, tidak ada laporan kerusakan di bandara Narita, timur Tokyo. Otoritas transportasi mengatakan keempat landasan pacu di bandara Haneda Tokyo telah dibuka kembali setelah pemeriksaan menyusul penutupan sementara.