MATA INDONESIA, JAKARTA – Penting bagi aparat keamanan yang terdiri dari TNI-Polri untuk bisa mendeteksi oknum anggotanya yang ternyata terafiliasi dengan kelompok Separatis Papua (KSP). Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta juga menekankan supaya lebih selektif dalam menentukan aparat keamanan yang bertugas terutama di wilayah rawan.
“Hal tersebut tentu faktor personal, namun sangat penting untuk lebih selektif terutama untuk penugasan di daerah-daerah rawan seperti Papua. Terutama jika ada petugas yang mempunyai hubungan erat dengan kelompok oposisi,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Selasa 20 April 2021.
Upaya untuk selalu selektif ini penting supaya tidak ada lagi kasus pembelotan yang melibatkan oknum prajurit TNI bernama Pratu Lukius. Ia diduga membelot ke kelompok separatis Papua (KSP) pimpinan Sabinus Waker.
Stanislaus menekankan supaya aparat keamanan harus tegas dan menjadikan oknum TNI itu sebagai target utama pengejaran.
“Aparat keamanan harus mengejar dan menjadikan pembelot tersebut sebagai target operasi utama,” kata Stanislaus.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Achmad Riad menegaskan bahwa pihaknya akan mencari Pratu Lukius Y Matuan. Saat ini, Lukius sudah masuk daftar buronan.
“Yang jelas proses ini pasti sudah ada akan dikejar dan sudah ada DPO istilahnya, dikeluarkan surat dari kodam sana, jadi akan dicari,” kata Riad.
Riad juga menegaskan bahwa di dalam aturan TNI, perbuatan Lukius bisa dikategorikan sebagai desersi alias pengingkaran tugas.
“Yang jelas aturan TNI sudah ada tentang desersi dan segala macam,” kata Riad.