Pengamat: Pembangunan Infrastruktur di Papua Luar Biasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat politik Global, Imron Cotan menilai bahwa pembangunan infrastruktur di Papua luar biasa. Ia menegaskan bahwa pembangunan tersebut bisa mempercepat distribusi barang dan memasarkan hasil bumi.

“Papua itu unik yang memiliki kearifan lokal. Perbandingannya, dulu harga BBM mahal sekarang sudah sama dengan harga di Jawa. Transportasi dengan udara, sekarang sudah bisa akses jalan seperti yang telah dibangun. Dengan infrastruktur akan memudahkan akses masyarakat dalam menuju kemajuan dan kesejahteraan,” kata Imron, Kamis 8 April 2021.

Salah satu infrastruktur yang terus ditingkatkan kondisinya adalah Trans Papua. Saat ini prosesnya sudah mulai rampung dan antar wilayah pun sudah mulai terhubung, salah satunya Jayapura-Wamena.

Mengingat, sebelumnya untuk pergi kedua wilayah ini harus menggunakan angkutan udara dengan biaya yang cukup besar. Dengan adanya, Jalan Trans-Papua yang menghubungkan maka dua wilayah itu semakin mudah diakses.

Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jhon Wempi Wetipo, ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Provinsi Papua Barat dengan Provinsi Papua dengan panjang sekitar 70 kilometer akan segera diaspal.

“Yang tersisa itu sekitar 70 km yang belum kita buka. Ada beberapa ruas baru juga yang akan kita buka. Sekarang konektivitas di Papua dan Papua Barat sudah dilakukan hampir 90 persen,” kata Wempi Wetipo

Ia juga menegaskan bahwa panjang jalan Trans Papua yang sudah dikerjakan mencapai 3.500 km.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini