MATA INDONESIA, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku bom di Makassar yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini juga pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa fakta ini bukan hal yang mengejutkan.
” Antara kelompok radikal di Indonesia dengan Filipina memang ada hubungan kuat, apalagi yang sesama berafiliasi dengan ISIS. Jadi ketika ada teroris dari Indonesia bergabung dan melakukan aksi di Filipina itu bukan hal yang mengejutkan,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 29 Maret 2021.
Sementara itu, menurut identifikasi kepolisian, salah satu pelaku yang berjenis kelamin laki-laki merupakan warga yang sehari-hari tinggal di wilayah Makassar. Meski demikian, polisi tetap melakukan pendalaman terkait keseharian para pelaku.
“(Pekerjaan sehari-hari) masih kami lakukan pendalaman,” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol E Zulfan.
Zulfan juga memastikan bahwa para pelaku terlibat dalam insiden pengeboman di sebuah gereja di Jolo, Filipina. Insiden tersebut terjadi di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel, 27 Januari 2019.
Berdasarkan penyelidikan kepolisian Filipina, ada dua ledakan sejenis saat itu. Insiden tersebut menewaskan 23 orang yang mayoritas adalah jemaaat gereja, serta 102 orang lainnya luka-luka.
Seperti diketahui bahwa JAD merupakan kelompok teroris yang berafiliasi pada ISIS. Bentuk aksi terornya di Indonesia seperti yang terlihat pada bom di Surabaya pada tahun 2018 dan penusukan mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menopolhukam) Wiranto.